Ongkos Politik Mahal, Caleg Yang Habiskan Banyak Uang Disebut Berpotensi Ingin Kembali Modal

Ilustrasi-Surat-Suara.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Masalah kesiapan finansial masih menjadi salah satu faktor penentu dalam setiap pesta demokrasi pemilihan umum legislatif yang dilakukan setiap lima tahun sekali.

Pengamat politik di Riau, Saiman Pakpahan mengatakan secara logika memang situasi seperti ini tidak baik untuk perkembangan demokrasi di Indonesia.

Sebab, menurutnya ada potensi caleg yang sudah menghabiskan cost besar dalam kampanye akan mencari uang untuk mengembalikan modal kampanyenya.

"Tapi kita tidak menggeneralisasirnya, bisa iya bisa tidak, iya karena mereka harus mengembalikan uang kampanyenya, bisa juga tidak karena ada kesadaran bahwa mereka ada tugas dalam memperjuangkan masyarakat di dapilnya," ungkap Saiman, Senin, 29 April 2019.



Dikatakan Saiman, situasi seperti ini sudah terlihat dalam pemilu pertama kali pasca reformasi di mana persaingan antar caleg dalam meraup suara masyarakat merogoh kocek mereka lebih dalam.

"Jadi, caleg yang kaya ini memang memanfaatkan momentum itu, karena demokrasi kita ini masih demokrasi berbayar, orang yang berduit akan diuntungkan," tuturnya.

Dalam hal ini, Saiman meminta pertanggungjawaban pemerintah karena tidak bisa menciptakan demokrasi yang memang menjual idealisme.

"Yang menciptakan keadaan seperti ini ya pemerintah, ngapain aja pemerintah selama ini melihat situasi seperti ini," tutupnya.