RIAUONLINE, BENGKALIS-Ketua Fraksi Suara Rakyat DPRD Kabupaten Bengkalis, Askori membenarkan telah memecat staf ahli berinisial La.
Pemicunya adalah permasalah saling klaim pokok pikiran (Pokir) dirinya dengan Morison Bathiong Sihite dari Partai Demokrat.
"Iya benar, staf ahli berinisial La dari partai Demokrat sudah tidak lagi di fraksi Suara Rakyat," kata Askori dihubungi Riauonline Sabtu 30 Oktober 2021 petang.
Perseteruan terlanjur memanas itu, bermula soal pokok pikiran (pokir) tentang 22 unit Penampungan Air Hujan (PAH) di Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.
Sehingga Askori juga ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Nasdem Bengkalis secara resmi mengajukan surat perubahan keanggotaan Fraksi Suara Rakyat kepada Ketua DPRD Bengkalis dan mendepak Partai Demokrat dari Fraksi.
"Langkah ini saya lakukan semata memperjuangkan marwah partai yang sudah dipercayakan kepada saya sebagai ketua DPD Nasdem Kabupaten Bengkalis," tegas Askori.
Tambah Askori. Jika berbicara koalisi fraksi di DPRD, karena staf fraksi suara rakyat berinisial La adalah utusan dari Partai Demokrat yang diajukan kepadanya maka dengan keluarnya Demokrat dari fraksi secara otomatis juga keluar.
"Staf ahli diajukan kepada saya setelah pelantikan DPRD September 2019 lalu, dan saat ini juga dengan terpaksa dan dengan berat hati juga dengan segala macam pertimbangan yang berkaitan dengan Demokrat saya mohon maaf, harus keluar dari kgiatan fraksi saat ini, sekali lagi ini menyangkut marwah partai saya Partai Nasdem," jelas Askori.
Pun demikian, Askori mengakui bergulirnya permasalahan diakuinya juga tidak adanya iktikat baik dari partai Demokrat untuk menyelesaikan permasalah itu secara arif dan bijaksana.
"Karena tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini dan malah sebaliknya menantang saya, bahkan hal ini juga sudah menimbulkan kegaduhan di masyarakat," ucap Askori.
Bahkan sebelum permasalahan ini memanas dan berujung keretakan di dalam fraksi Suara Rakyat DPRD Bengkalis, pihaknya sudah merendahkan hati untuk berkomunikasi kepada ketua Partai Demokrat.
"Sebelum memanas pernah juga saya telepon ketua Partai Demokrat untuk bicarakan hal ini, seingat saya pada tanggal 17 Oktober ke Pak Azmi tapi ngak diangkatnya, mungkin waktu itu dia lagi sibuk, ya selanjutnya saya selseaikan dengan cara saya sendiri karena dalam hal ini kami yang dirugikan," tutup Askori.