Laporan: ANDRIAS
RIAU ONLINE, BENGKALIS - Seribuan Mahasiswa Politeknik Negeri (Polbeng) Bengkalis berunjuk rasa di depan kantor DPRD Bengkalis, Jalan Antara, Selasa, 24 September 2019, nyaris anarkis.
Para mahasiswa tersulut emosi tatkala tidak satupun wakil rakyat Bengkalis yang berada di Gedung Lantai II muncul menjumpai massa. Mereka terus-menerus bernyanyi dan berteriak, "masuk... masuk.. masuk".
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, pengunjuk rasa memperkuat barisan dengan merapatkan diri satu sama lain, sehingga aksi dorong-dorongan tak terelakan terjadi dengan anggota kepolisian.
Puluhan aparat kepolisian berbaris di luar pagar Gedung DPRD sempat kewalahan. Seribuan massa tersebut dengan semangatnya terus melakukan dorongan hendak memasuki halaman gedung wakil rakyat masih tertutup pagarnya.
Langkah cepat kepolisian langsung menggerakkan Pasukan Hura-hara (PHH) telah siaga mengenakan tameng dan rotan dari dalam pagar keluar dan langsung menyisir demonstran sehingga aksi dapat diredamkan.
Ribuan masa mulai anarkis itu akhirnya mereda setelah Ketua DPRD Bengkalis, Khairul Umam, mendatangi dan menyambut mahasiswa.
Tampak mendampingi Ketua DPRD Bengkalis, Wakil Ketua Syahrial, juga Sanusi, Rubianto Handoko alias Akok, Asmara, dan Rismawati. Kehadiran mereka langsung membaur dengan masa yang duduk dihalaman depan gedung DPRD.
Tuntutan masa langsung dibacakan Presiden Mahasiswa Polbeng Syaputra. Dalam tuntutannya disebutkan, meminta anggota DPRD yang hadir menandatangani Deklarasi Janji Bersama Mahasiswa Polbeng. Deklarasi tersebut berisi empat poin.
Di antaranya meminta pemerintah Bengkalis harus menyelesaikan tuntas permasalahan Karhutla, kemudian meminta pemerintah Bengkalis harus menyelesaikan secara tuntas permasalahan Abrasi.
Selanjutnya meminta Pemerintah Kabupaten Bengkalis harus menyelesaikan secara tuntas masalah kerusakan jalan di daerah terpencil, serta meminta Pemkab Bengkalis menyelesaikan secara tuntas penyalahgunaan narkoba semakin mengkhawatirkan di negeri Junjungan itu.
Usai pembacaan tuntutan ini, massa meminta anggota DPRD Bengkalis menandatangani deklarasi tersebut. Deklarasi kemudian ditandatangani langsung oleh anggota DPRD Bengkalis sesuai permintaan mahasiswa. Setelah aksi mereka diterima DPRD Bengkalis, langsung membubarkan diri dengan tertib.