Laporan: MUHAMMAD FAISAL
RIAU ONLINE, TEMBILAHAN - Konflik manusia dan harimau di Sinar Danau Dusun Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir cukup menyita perhatian publik.
Pjs Bupati Inhil Rudyanto pun menyatakan ingin solusi terbaik dalam menangani konflik si raja rimba dengan masyarakat itu. Hal ini diungkapkan, Pjs Bupati Inhil saat menghadiri pertemuan di Kecamatan Pelangiran, Rabu 14 Maret 2018.
Pertemuan ini turut dihadiri Kapolres Inhil, Kasdim 0314/Indragiri Hilir Mayor Inf. Suratno, Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Manejer SSL PT. THIP Sahri Abdullah, forkompimcam Pelangiran dan masyarakat Sinar Danau Dusun Simpang Kanan Desa Tanjung Simpang yang dipimpin Kepala Desanya, Abu Nawas.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BBKSDA, mengatakan perilaku harimau sudah diamati BKSD bersama WWF, sejak tahun 2017. Kegiatan observasi yang didukung penuh oleh Polres Indragiri Hilir dan pihak terkait, termasuk mengamati perilaku khusus hewan yang diduga menjadi tersangka, dan dinamai Bonita.
"Perilaku Bonita sudah menyimpang, berbeda dengan perilaku harimau pada umumnya," ungkap Kepala BBKSDA Riau.
Pelaksanan observasi dan evakuasi itu, saat ini sudah masuk pada tahap ketiga. Tahap pertama hanya dengan box trap dan umpan. Tahap kedua umpan sudah ditambah dengan obat bius yang dipasang pada umpan.
Kedua tahap ini belum memberikan hasil yang signifikan. Sedangkan pada tahap ketiga, tim dilengkapi dengan peluru tajam untuk melumpuhkan. Untuk itu, Kepala BBKSDA minta bantuan sniper dari Polri dan TNI, untuk melakukan penembakan.
Diakhir pertemuan, disepakati bahwa Posko Siaga itu, yang dilengkapi dengan penembak jitu, akan langsung bekerja. Semoga dengan opsi ini, konflik manusia dengan harimau di Sinar Danau Dusun Simpang Kanan Desa Tanjung Simpang, bisa teratasi. (adv)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id