JEMBATAN Tengku Agung Sultanah Latifah, di Kabupaten Siak, saat diambil kala malam hari, akhir Februari 2017 silam. Jembatan ini kini menjadi ikon Kabupaten Siak, selain Istana Siak.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, SIAK - Cantiknya... Kata ini keluar secara spontan dari mulut wartawati BBC Inggris yang berkantor di London, Endang Nurdin, saat pertama kali melihat di kala malam hari Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, akhir Februari 2017 lalu.
Sejak memasuki Kota Siak dari arah Sungai Pakning, Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, menyusuri tepi Sungai Siak, ia sudah melihat dari kejauhan gemerlapnya lampu-lampu beraneka ragam warna terpancar dari Jembatan tersebut.
Sejenak ia dan kameramennya, Haryo, mengambil gambar di depan Istana Siak. Endang dan Haryo tak sabaran. Keduanya kemudian meminta sopir membawa mobil sewa itu untuk segera menekan gas menuju Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.
"Kita harus mengambil gambar dan video jembatan itu di tengah nanti. Saya akan keluarkan drone untuk mengambil gambar yang sangat indah ini," kata Haryo kepada RIAUONLINE.CO.ID, saat mendampingi dua wartawan dari Kantor Berita Luar Negeri tersebut.
Baca Juga: Gulungan Ombak Bono Yang Bikin Rindu
Sesampainya di tengah antara dua tiang besar penyangga jembatan, Haryo meminta sopir untuk menghentikan kendaraan. Usai melihat sekeliling, apakah ada kabel atau lainnya, ia kemudian membuka kotak penyimpanan drone.
Perlahan-lahan, Haryo mengeluarkan bagian demi bagian drone, lalu dirakitnya dan Endang hanya bisa melihat, sesekali mengajak diskusi objek mana akan diambil.
"Mbak, saya akan ambil gambar jembatan ini dulu. Warna dari lampunya bagus Mbak, terang dan dapat warnana. Baru setelah ini kita ambil Masjid yang di sana," kata Haryo sambil menunjuk ke arah Masjid Sultan Syarif Hasyim, tepat dibangun di samping jembatan.
Sekitar 45 menit jari-jemari Haryo memainkan alat remote controle tersambung dengan telepon selulernya. Dirasa sudah puas, ia kemudian mendaratkan dronenya di depan mobil yang telah terparkir sejak tadi.
Endang mengatakan, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah ini tak kalah dengan Tower Bridge di London, Inggris, yang membelah Sungai Thames. Konsepnya hampir serupa, menggunakan dua menara atau tiang kembar di tengahnya. Bedanya, Tower Bridge bisa dibuka tutup untuk pelayaran.
"Jembatan ini tak kalah dengan jembatan di Inggris dan Amerika. Suasananya sama seperti di London, Sungai Thames," jelasnya.
Sangat jarang jembatan dengan desain konstruksi kokoh dan indah ada pada sebuah kabupaten di Indonesia, seperti di Kabupaten Siak ini. Bupati Siak Sriindrapura, Syamsuar mengatakan, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah kini sudah menjadi ikon, selain Istana Siak.
Klik Juga: Catat Dan Hadiri, Ini Acara Pariwisata Di Riau Sepanjang 2017
"Jembatan tersebut (Tengku Agung Sultanah Latifah) sudah menjadi ikon Siak sejak diresmikan oleh Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 2007 silam. Pemkab kemudian mempercantiknya dengan memberikan lampu-lampu menarik yang hidup di malam hari," kata Syamsuar dengan tersenyum.
Ia menceritakan, keindahan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di malam hari ini sudah dikenal banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri.
Ditambah lagi dengan konsep penataan tepi sungai (water front city), semakin menambah keindahan jembatan, bersatu dengan turap-turap di tepian Sungai Siak.
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah mulai dirancang sejak 2001 oleh anak-anak terbaik bangsa Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB). Panjang jembatan diberi nama dari permaisuri Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim II itu, 1.196 meter, dengan lebar 16,95 meter ditambah dua trotoar di kiri dan kanan selebar 2,25 meter mengapit jembatan.
Selain itu, di dua tiang besar yang berada di tengah-tengah jembatan, terdapat dua lift. Sayangnya, lift tersebut tak berfungsi hingga saat ini. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Siak, Yan Pranajaya mengatakan, nantinya kedua lift tersebut akan diperbaiki, dihidupkan kembali. Pemerintah sedang menunggu suku cadangnya dari Jerman.
"Kedua menara tersebut nantinya akan menjadi Point Value menunjang poariwisata di Siak. Di atasnya akan dibangun kafe, dan para pengunjung harus memarkirkan kendaraannya di bawah jembatan, bagian pangkal," jelasnya.
Dari kafe di atas ketinggian puluhan meter dari permukaan sungai, tuturnya, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Kota Siak dilintasi sungai meliuk-liuk bak seekor naga.
Yan Pranajaya menjelaskan, ketinggian Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah ini mencapai 23 meter di atas permukaan air Sungai Siak. Sungai terdalam di Indonesia tersebut lebarnya mencapai sekitar 300 meter.
Lihat Juga: Perlu Keseriusan Pemda Dan Pemprov Di Infrastruktur Demi Wujudkan Riau Menyapa Dunia
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah Siak diresmikan penggunaan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Agustus 2007. Di sisi jembatan penuh dengan hiasan dan ornamen berupa ukiran-ukiran khas Melayu. Di bagian turap atau water front city, pengunjung bisa melihat matahari terbenam di balik jembatan tersebut.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline