Sejarah Makam Datuk Rambai hingga Tradisi Tolak Bala di Rohil

Datuk-Rambai.jpg
(Saya Nuraina)

Artikel Kiriman Nuraina, Mahasiswi S-1 Pendidikan Sejarah Universitas Riau

RIAU ONLINE, ROKAN HILIR-Teluk Nilap merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Kubu Babussalam di sana terdapat suatu makam yang sangat di keramatkan atau sangat dijaga.

Makam tersebut adalah makam dari salah satu orang yang dianggap sebagai salah satu pembuka daerah di sana yaitu makam Tengku Abdullah Pasai yang berasal dari Aceh.

Tetapi makan tersebut lebih dikenal dengan makam Datuk Rambai.

 



Pada awalnya makam tersebut sudah lama dibiarkan dan dilupakan. Setelah itu pada kisaran tahun 1888 seorang murid yang diutus oleh Tuan guru Abdul Wahab dari Rokan mencari makam tersebut lalu menemukannya di hutan yang dipenuhi pohon Rambai.

Pada saat ia ingin kepedesaan untuk mencari orang lain agar bisa membantu dirinya saat kembali ia sudah tidak lagi bisa menemukan makam tersebut. Namun dia  ia ingat d isekitaran makam tersebut banyak pohon rambai.

Hingga saat ini makam tersebut tidak bisa ditemukan persis keberadannya. Lalu orang orang yang pada saat itu menjuluki makam tersebut sebagai makan Datuk Rambai.

Selain itu di sana juga terkenal dengan tradisi Atib Rambai yang dilaksankan hari ke tiga saat idul fitri.

Pada awalnya tradisi ini merupakan tradiri yang dilakukan untuk menolak bala atau menolak masalah, karna pada saat itu ada suatu penyakit yang dinamakan penyakit Toun atau penyakit kudis.

Penyakit tersebut sulit disembuhkan, sehingga warga berdoa atau berzikir secara bersama sama dengan menggunakan sampan melewati sungai dari makam datuk rambai ke kuala tujuannya meminta pada tuhan yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari penyakit tersebut.

Beberapa hari setelah melakukan zikir tersebut penyakit yang mewabah hampir diseluruh desa perlahan bisa sembuh. Sehingga tradisi tersebut dilanjutkan hingga saat ini.