Petugas Dinas Perkebunan dan Peternakan Kuansing menyutikkan vaksin ke kerbau warga mencegah penyakit Septicemia epizootica atau sapi ngorok/Riau Online/Robby Susanto
(Riau Online/Robby Susanto)
RIAU ONLINE, TELUK KUATAN- Permintaan vaksinasi terhadap ternak kerbau di Kabupaten Kuansing, Riau meningkat seiring munculnya penyakit ngorok yang membuat puluhan ternak warga ditemukan mati dan puluhan lagi harus dilakukan pemotongan paksa.
"Stok vaksin kita sekarang tinggal sekitar 7 botol atau sekitar 700-an. Kita minta tambahan 3 ribu lagi ke Provinsi," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kuansing, Asrul kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 12 Mei 2023.
Asrul mengaku sejak munculnya kasus ngorok atau Septicemia epizootica (SE) terhadap ternak kerbau ini banyak warga yang minta agar dilakukan vaksinasi terhadap ternak mereka.
"Ada ratusan ternak kerbau yang setiap hari kita vaksinasi untuk mencegah menyebarnya kasus penyakit ngorok ini. Sebenarnya vaksinasi ini sudah dari dulu kita laksanakan, tapi sebagian besar ada yang tidak mau," ujar Asrul.
Sehingga saat ini lanjut Asrul, sebagian besar ternak kerbau yang terserang penyakit ngorok ini merupakan ternak yang tidak melakukan vaksin beberapa bulan yang lalu. "Kadang petugas sudah turun untuk vaksin pemilik kerbau tidak ada, sekarang setelah ada kasus ini permintaan vaksinasi jauh meningkat," katanya.
Di Kuansing sendiri kata Asrul jumlah populasi kerbau itu mencapai 9.090 ekor dan tersebar dibeberapa kecamatan dan desa di Kuansing. Populasi terbanyak itu berada didaerah Tanjung Pauh, Sungai Paku, Kopah, Petapahan, Benai dan beberapa desa di Pangean dan Kuantan Tengah.
Pihaknya terus melakukan upaya dengan melakukan vaksinasi agar penyakit ngorok tersebut tidak menyebar ke ternak yang lain. "Kesulitan kita sebagian ternak ada yang tidak dikandangkan," katanya.