Warga Sebut Aksi Gali Parit Gajah oleh PT Wanasari Nusantara Dikawal Brimob

pengerukan-parit-gajah-PT-Wanasari-Nusantara.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, TELUK KUANTAN-Konflik masyarakat dengan perusahaan tidak pernah usai di Kabupaten Kuansing. Kali ini konflik lahan terjadi di daerah Sumber Jaya, Kecamatan Singingi Hilir.

Konflik terjadi masyarakat dengan  saling klaim masalah lahan perkebunan.


Informasi terbaru, PT Wanasari Nusantara tetap menggali parit gajah di sekitaran lahan mereka yang diklaim merupakan bagian dari HGU mereka.

Kegiatan penggalian parit gajah masih berlangsung hingga Rabu, 20 Oktober 2021 kemarin. Akibatnya masyarakat yang memiliki kebun d isekitar HGU tidak bisa lagi melintas.

"Hujan-hujan mereka tetap menggali parit gajah. Masyarakat sekitar takut mendekat karena ada pengawalan dari anggota Brimbob," kata salah seorang warga Singingi Hilir kepada Riau Online, Rabu, 20 Oktober 2021 kemarin.

Warga katanya hanya bisa menyaksikan dari jauh saat pihak perusahaan menggali parit gajah tersebut. Parit gajah digali menggunakan alat berat ekscapator milik perusahaan.

Sebelumnya warga sempat melakukan protes atas kegiatan yang dilakukan pihak perusahaan tersebut. "Warga sempat menutup akses jalan, tapi sejak anggota kepolisian turun sudah tidak lagi," katanya.

Setidaknya ada sekitar 64 ha lahan kebun masyarakat berada di sekitar PT Wanasari Nusantara. Namun lahan tersebut katanya juga diklaim PT Wanasari masuk HGU mereka.



 

"Karena mereka mengklaim itu lahan milik perusahaan, maka dibuat parit oleh mereka. Setidaknya masyarakat merasa terganggu," katanya.

Atas tindakan perusahaan tersebut lanjut Dia, warga sempat memasang portal dijalan yang dilalui mobil operasional milik perusahaan. "Karena CPO PT Wanasari ini melintasi jalan kabupaten," katanya.

Kades Sumber Jaya Amran Simangunsong membenarkan ada penggalian parit gajah oleh pihak perusahaan. Jalan yang digali parit tersebut merupakan akses menuju ke kebun masyarakat.

"Lokasi yang bermasalah itu arah ke Sumber Jaya," kata Kades, Rabu kemarin.

"Sekarang masih bergejolak dengan perusahaan, karena ada kebun masyarakat di sana," katanya.

Hingga berita ini tayang pihak perusahaan sendiri belum bisa dikonfirmasi mengingat Riau Online masih berusaha menghubungi perusahaan untuk meminta keterangan.