Balai Benih Ikan (BBI) Teso di Desa Marsawah, Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuansing, Riau mendapatkan kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN Tahun 2021 sebesar Rp 807 juta.
(istimewa)
RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Dari 35 jumlah kolam di Balai Benih Ikan (BBI) Teso, di Desa Marsawah, Kecamatan Setanjo Raya, Kabupaten Kuansing, Riau hanya sekitar 10 kolam masih berfungsi. Sisanya sekitar 25 kolam sudah lama tidak berfungsi karena kondisi saluran dan pembatang kolam rusak.
Akibatnya, BBI Teso di desa Marsawah yang ditargetkan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mampu merealisasikannya setiap tahunnya. Bahkan tahun lalu realisasi PAD tidak sampai Rp 10 juta.
"Tahun 2020 lalu kalau tidak salah realisasinya hanya sekitar Rp 7 jutaan," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kuansing, Eka Satria kepada Riau Online, Rabu, 2 Mei 2021 lalu.
Banyaknya kolam yang rusak menjadi salah satu penyebab tidak mampunya balai pembenihan ikan di desa Marsawah ini untuk merealisasikan target PAD . Dari 35 jumlah kolam di BBI Teso hanya 10 yang masih berfungsi. "Selain kolam rusak ikan sekarang juga banyak yang mati," katanya.
Di BBI Teso katanya, luas kolam bervariasi paling kecil itu ukurannya 12 x 10 dan paling besar ada 50 x 30 meter. "Biasanya kolam kecil ini untuk tempat calon induk, kolam menengah untuk kawin dan kolam besar itu untuk pembesaran," katanya.
Kedepan pihaknya berharap ada perhatian serius untuk dilakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap BBI Teso di Desa Marsawah. Sehingga BBI ini mampu mendongkrak PAD untuk Kuansing.