RIAU ONLINE, KAMPAR-Keluarga Horas Ipong tak hentinya mengucap syukur Horas Ipong (31) pemuda Jalan Teratai IV no 58, Kelurahan Sungai Putih, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, kembali ke pangkuan keluarga.
Horas terhitung sudah hilang dua belan setelah terakhir kali terlihat dan dinyatakan hilang sejak 23 November 2020 lalu.
Saat ditemukan, kondisi pria itu dalam keadaan kurus dan lemah di belakang rumah makan milik Pak Bangun yang berada sekitar 2 kilometer dari kediamannya, pada Jumat 22 Januari 2021.
Selama dua bulan itu pula, keluarga dan para kerabatnya turut mencari keberadaan pemuda ini, namun tak membuahkan hasil.
Bahkan pihak keluarga juga telah melaporkan kasus hilangnya calon pengantin itu ke pihak kepolisian.
Kepala unit Reskrim Polsek Tapung, Kampar, AKP Marupa Sibarani mengatakan, bahwa info orang hilang pada penghujung tahun 2020 tersebut memang benar ada.
Namun pihaknya belum mendapat perkembangan informasi mengenai orang hilang tersebut. Polisi juga belum bisa menyimpulkan apakah Horas Ipong merupakan korban tindak kejahatan.
"Info anak hilang tahun 2020 ada, akan saya cek dulu ya," kata AKP Marupa, Jumat 29 Januari 2021.
Di sisi lain, keluarga yang kehilangan Horas Ipong saat itu sempat gundah gulana. Mereka sampai pasrah hingga dua bulan pemuda itu tidak juga ditemukan.
Horas Ipong
Proses pencarian juga terus dilakukan dengan maksimal, hingga beberapa paranormal juga turun tangan.
Kemudian saat ditemukan, keadaan Ipong cukup jauh berbeda dengan sebelumnya, karena tubuhnya terlihat lebih kurus. Perawakan tubuhnya juga banyak berubah, karena berkurangnya berat badannya itu.
Kakak kandung Horas Ipong, Murni Simatupang menganggap kejadian hilangnya sang adik di luar nalar manusia.
Sebab hilangnya pemuda 31 tahun ini secara misterius tidak jauh dari rumahnya. Di lokasi hilangnya Ipong tersebut terdapat perkebunan kelapa sawit dan ada pula kawasan hutan.
"Dia ditemukan tengah malam jam 12 oleh Pak Bangun di belakang rumah makannya," kata Murni, Jumat 29 Januari 2021.
Murni menceritakan, saat hilang itu, keluarga mendapati sandal yang dikenakannya Ipong saat itu juga ditemukan di bawah pohon besar.
"Saat ditemukan kondisi Ipong sangat kurus. Kami dikasi tau pemilik rumah makan bernama Pak Bangun itu yang menemukan Ipong di belakang rumah makannya dalam kondisi pucat, lemah dan kurus," ujarnya.
Pasca ditemukan, Ipong sempat dirawat selama lima hari di rumah sakit yang berada di kota Pekanbaru untuk diberikan perawatan medis.
"Ya, dia dirawat 5 hari di rumah sakit. Hari yang sama bapak kami juga masuk rumah sakit itu, karena sakit dan drop. Beruntung dirawatnya satu ruangan sama adik kami," jelasnya.
Saat ini pihak keluarga terus melakukan upaya pemulihan terhadap Ipong, termasuk pemulihan fisik dan mentalnya.
Murni menjelaskan, pada Rabu 27 Januari 2021 kemarin, Ipong juga telah dilakukan proses ruqyah. Proses itu akan dijalaninya beberapa kali lagi sampai benar-benar keadaannya dinyatakan pulih.
"Badannya kurus rupanya karena gak ada dikasi makan, dari pengakuannya saat hilang itu dia makan nyari sendiri," katanya.
Murni yakin betul dengan apa yang dialami Ipong, sebab ingatan Ipong dalam menceritakan pengalamannya itu sangat jelas.
"Ditemukan kondisi bicaranya normal, gak ngawur, selama 2 bulan itu dia ceritakan semua. Dia ingat semua itu, dari solat subuh dia sudah lepas cari makan sendiri sampe magrib," kata Murni Simatupang.
Meski demikian, sebelumnya pihak keluarga sama sekali tidak memiliki firasat yang aneh-aneh.
Tak henti-henti pihak keluarga juga terus mencari keberadaan Horas Ipong kala itu. Sampai pula Murni dan orang tuanya pulang kampung ke Sipirok, Sumatera Utara untuk berziarah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Artikel ini sudah terbit di Suara.com