(istimewa)
Senin, 13 Juli 2020 21:25 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, PELALAWAN-Bupati Pelalawan HM Harris menyampaikan apresiasinya atas program rutin program Desa Bebas Api yang dilaksanakan secara rutin selama enam tahun ini. Dirinya berharap dengan adanya program ini, maka tidak ada lagi terjadi kebakaran di Riau khususnya di Kabupaten Pelalawan.
"Saya minta, Camat juga untuk menyampaikan hal ini pada Kades bahwa akan ada sanksi jika di wilayahnya terjadi kebakaran. Saya harapkan Kades bisa lebih komit dan bertanggungjawab serta mendapatkan reward dari PT RAPP," tukasnya.
Bupati Pelalawan HM Harris juga menyaksikan penandatangan MoU antara PT RAPP dengan 15 Kades di Kecamatan Pelalawan, Teluk Meranti, Pangkalankerinci, Langgam dan Dayun.
Di pertengahan tahun 2020 ini, kembali PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menggelar program Desa Bebas Api yang dilakukan rutin dalam enam tahun terakhir ini.
Program Desa Bebas Api atau Free Fire Village Program (FFVP) yang diinisiasi oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) ini yang merupakan bagian dari APRIL Group telah efektif menekan angka Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau, khususnya di Kabupaten Pelalawan.
Baca Juga
Ini terungkap saat penandatangan MoU 15 Desa Program Desa Bebas Api PT. RAPP yang digelar di auditorium lantai 3 Kantor Bupati Pelalawan, beberapa waktu lalu. Hadir dalam nota kesepahaman tersebut selain Bupati Pelalawan HM Harris, tampak juga Direktur PT RAPP Mulia Nauli, Sekdakab Pelalawan Drs HT Mukhlis, Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko, S.Ik, Kepala BPBD Pelalawan Drs Hadi Penandio, 15 Kades dan sejumlah camat serta instansi terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur PT RAPP, Mulia Nauli, mengatakan bahwa sampai saat ini isu kebakaran hutan dan kabut asap senantiasa menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi provinsi Riau dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia guna mengurangi angka kebakaran dan dampak dari kebakaran yang terjadi. Ini merupakan tanggung jawab bersama.
"Karena itu, kita dari PT RAPP merasa perlu turut serta mengambil bagian dalam PR tersebut dengan menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menekan angka kebakaran. Pihak perusahaan mengambil pendekatan strategis untuk manajemen kebakaran dengan fokus khusus terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui Program Desa Bebas Api (FFVP). Kita bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mengatasi akar penyebab kebakaran," ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa sebagai hasil langsung dari pelibatan masyarakat melalui FFVP, jumlah areal yang terbakar hanya 0,39% dri total dari total 750.000 hektar lahan yang berpartisipasi di sekitar konsesi selama 5 tahun terakhir.
Dimulai pada tahun 2014 ada 4 desa yang menjadi pilot project program ini, kemudian di tahun 2015 ada 9 desa. Tahun 2016 ada 18 desa dan di tahun 2020 ini kita bekerja sama dengan 15 di Kabupaten Pelalawan, sementara 14 desa lainnya berada di Kabupaten Siak dan Kepulauan Meranti. Jadi total semuanya ada 29 desa di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti," jelasnya.
Lanjutnya, tahun ini ada 6 desa yang mendapat penghargaan senilai Rp 100 juta jika tidak terjadi kebakaran, yaitu Desa Sungai Ara, Pangkalan Terap, Ransang, Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Lalang Kabung, dan Rantau Baru. Desa-desa selain yang 6 disebutkan tadi, akan mendapatkan bantuan berupa pembersihan lahan tanpa bakar, karena dua tahun lalu sudah mendapatkan penghargaan.
"Program Desa Bebas Api ini tidak hanya memberikan penghargaan, crew leader, dan bantuan pembukaan lahan, namun juga memiliki program sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC). Ada 3 bentuk kegiatan FAC diantaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market," katanya.
Untuk tahun 2020 ini, sambungnya, FAC akan menjangkau 60 sekolah di 3 kabupaten dimana ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan gambut. Dan FAC Goes to Market akan menjangkau 10 pasar di 3 kabupaten tersebut.