RIAU ONLINE, PEKANBARU - Setelah memutuskan untuk memeluk Islam bahkan terjun langsung dalam membantu saudaranya untuk menjadi seorang mualaf, Staf Administrasi Sekretariat dan Mualaf Center Badan Kesejahteraan Mesjid (BKM) Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, Afra Khanza memiliki satu kisah yang tak dapat dilupakan.
Ia berbagai kisah saat dirinya membantu seorang mahasiswa menjadi mualaf yang saat itu duduk di bangku perkuliahan di salah satu kampus terbesar di Provinsi Riau namun harus mendapatkan perlakuan buruk dari orang tuanya.
"Dari peningkatan pertumbuhan mualaf di sini, hanya ada satu kabar buruknya yaitu salah satu mahasiswa UNRI (Universitas Riau) yang telah memeluk agama Islam justru harus hilang ingatannya bahwa dirinya pernah menjadi mualaf setelah dibawa pulang oleh orang tuanya. Itu kabar terakhir yang saya terima dari dosennya," katanya di ruangan kerjanya, Jumat, 1 Juni 2018.
Kejadian itu, sebutnya, terjadi di tahun 2018 ini. Sebelum peristiwa itu menimpa mahasiswa ini upaya terbaik seperti berdialog langsung dengan orang tuanya sudah dilakukan dengan maksimal.
"Kami sudah undang orang tuanya di sini untuk mencari jalan terbaik seperti win-win solution. Tapi ternyata tidak juga. Kita juga sudah pernah melakukan mediasi lagi. Tapi juga tak berhasil," jelasnya.
Bahkan, pihak kampus pun telah menyiapkan jalan terbaik jika nantinya mahasiswa yang namanya tak disebutkan itu tidak lagi mendapatkan biaya untuk melanjutkan pendidikan karena dihalangi oleh kedua orang tuanya setelah lebih memilih memeluk Islam.
"Padahal kampus UNRI sudah melakukan safety. Apabila dia nanti harus kehilangan biaya pendidikannya, pihak kampus sudah menyiapkan beasiswanya," tegasnya.
"Hanya itu saja. selebihnya proses untuk menjadi mualaf di sini aman-aman saja. Tetapi perubahan untuk menjadi mualaf itu pasti akan ada. Seperti saya ini. Rata-rata untuk mualaf yang sudah bekerja perubahannya itu tidak terlalu signifikan. Berbeda jika masih bersekolah," tambahnya.
Sehingga diharapkannya kepada para pencari keridhoan Allah terutama bagi mualaf untuk tetap istikomah dan terus belajar mengejar ketertinggalannya mencari ampunan dari Allah.
"Pesan kita untuk tetap istikomah. Yakin dan serahkan semuanya kepada Allah. Sesulit apapun jalan yang dilalui serahkan semuanya kepada Allah. Jikapun nanti harus kehilangan pekerjaan sampai-sampai harus merangkak dari bawah, Allah pasti menjamin kehidupan kita. Allah itu maha kaya," tutupnya.