RIAU ONLINE - Presiden Prabowo Subianto tengah menjalani lawatan keluar negeri selama lebih dari 2 pekan, dalam rangka kunjungan diplomatik ke sejumlah negara, seperti China dan Amerika Serikat (AS).
Salah satu yang menjadi perhatian dalam kunjungan ini adalah, Presiden Prabowo kembali memakai taktik diplomasi peci hitam ala Sukarno. Hal ini terlihat dalam rekaman di YouTube resmi Prabowo Subianto saat kunjungannya ke Peru.
Tak hanya Presiden Prabowo, sejumlah menteri yang turut mendampinginya juga mengenakan peci hitam, salah satunya adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dikutip dari Liputan6.com, 19 November 2024, Istilah diplomasi peci hitam muncul karena kebiasaan Sukarno atau Bung Karno memakai peci hitam dalam berbagai kesempatan, termasuk acara penting kenegaraan dan bertemu dengan tokoh penting dunia.
Peci hitam salah satunya memang seolah tak pernah lepas dari sosok Bung Karno. Disebutkan bahwa kopiah merupakan identitas nasional Indonesia. Sejarahnya membentang panjang sampai masa sebelum kemerdekaan.
Peci hitam ini, kerap kali dipadukan dengan pakaian formal seperti jas agar terlihat berwibawa, gagah, juga ganteng, meski semua ini sebenarnya juga relatif. Jadi, apapun acaranya tidak sah dan afdol apabila tidak mengenakan penutup kepala itu. Tradisi ini menunjukkan kalau peci sudah menjadi budaya dan identitas.
Presiden pertama RI, Bung Karno dikenal sebagai pelopor utama penggunaan peci hitam, baik dalam acara keagamaan maupun kenegaraan. Soekarno bertekad untuk mengenalkan penggunaan peci sebagai simbol pergerakan.
Dimana sebelumnya di sekolah dokter pribumi pada masa itu, pemerintah kolonial Belanda justru dilarang menggunakan baju ala Eropa. Ciri khas tersebut dinilai adalah khazanah kearifan lokal yang sudah begitu mengakar.
Meski pada awalnya Bung Karno takut ditertawakan saat mengenakan penutup kepala berbahan beludru ini, dirinya tetap harus berani memulai sesuatu yang baru.
Ketika menjelang rapat, ia sempat mengalami keraguan. Ia berkata kepada dirinya, “Ayo maju dan pakailah pecimu!” sembari menarik napas dalam-dalam. Para peserta rapat yang melihat sesuatu yang baru tersebut pun memandang keheranan tanpa sepatah kata pun.
Bung Karno menjelaskan bahwa istilah peci ini berasal dari singkatan pet yang berarti topi dan je (Bahasa Belanda) yang mengesankan sifat kecil. Hal ini mencerminkan Indonesia secara umum yaitu satu bangunan interkultur.
Peci ini dapat dikenakan oleh siapapun, tak peduli dari manapun asalnya serta apapun agamanya. Peci tak hanya semata-mata sebagai simbol agama, melainkan lebih luas lagi yaitu simbol budaya bangsa Indonesia khususnya dan Melayu pada umumnya.
Penggunaan peci bagi orang Islam saat beribadah seperti salat bertujuan untuk menutup kepalanya agar ketika sedang bersujud, rambutnya tidak menghalangi. Seperti halnya pemakaian kain sorban layaknya orang Arab, Pakistan, India, dan Bangladesh.