Komisi I DPR RI Takut Undang Prabowo: 96 Juta Suara Rakyat Melekat pada Beliau

Prabowo-hadiri-sidang-tahunan-MPR.jpg
(Foto: Dok. DPR via kumparan)

RIAU ONLINE - Komisi I DPR RI mengundang Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, untuk rapat kerja bersama di Gedung DPR/MPR, Senayan, Rabu, 25 September 2024, sore.

Rapat yang dimulai pukul 15.00 WIB ini dihadiri Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang diwakili Wamenlu Pahala Mansyuri dan Menkumham Supratman Andi Agtas dalam rangka pembicaraan tingkat I terhadap 5 RUU Kerja sama Bidang Pertahanan.

Prabowo yang hadir untuk pertama kali setelah terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya pada Pilpres 2024 itu disambut seluruh pimpinan Komisi I DPR RI. Mulai dari Meutya Hafid, Sugiono, Utut Adianto, Teuku Riefky Harsya dan Abul Kharis Almasyhari.

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, bahkan mengaku takut saat hendak mengundang Prabowo dalam rapat ini.

"Saya sebelum membuka bahwa saya sebetulnya mengumpulkan keberanian yang luar biasa dan cukup lama untuk mengundang mitra kami, Bapak Menhan," kata Meutya, dikutip dari kumparan.

"Bukan karena takut dengan Pak Prabowo, tapi kepada beliau saat ini melekat 96 juta suara pemilih rakyat Indonesia," tambah dia.



Prabowo dalam Pilpres 2024 mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming meraih 58,58% suara nasional.

"Kami kalau di jumlah Pak Menhan, dari 56 anggota kalau di jumlah suara kemarin ketika Pemilu paling banter sampai 3 juta saja dari seluruh total," kata Meutya.

"Jadi ini merupakan kebanggaan kami Pak Menhan yang sekarang menyandang status presiden terpilih dengan 96 juta suara dapat hadir," tutur dia.

Politikus Golkar ini mengatakan, rapat sudah dinyatakan kuorum. Setelah meminta persetujuan, rapat dibuka dan terbuka untuk umum.

"Karena sudah kuorum, izinkan saya membuka dan kalau disepakati karena substansi dari rapat kerja sama pertahanan sudah dilakukan sejak sebelumnya maka tidak perlu ada yang dirahasiakan mohon izin kalau disepakati bisa dilakukan sifat terbuka," kata Meutya.

"Disepakati Bapak/Ibu rapat kita buka dan sifatnya terbuka," tambah dia.

"Sebenarnya ketakutannya masih ada sedikit, jadi kalau ada grogi, saya mohon maaf," seloroh Meutya.