RIAU ONLINE - Sebanyak 471 anak pekerja migran Indonesia di Malaysia kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dengan beasiswa Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita) 2024 dari Pemerintah Indonesia.
Dikutip dari ANTARA, Senin, 15 Juli 2024, mereka akan melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah mitra Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan juga yayasan di Indonesia yang tersebar di 11 provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.
471 siswa ini merupakan anak-anak terpilih dari seleksi yang melibatkan 567 pendaftar. Mereka akan diberangkatkan secara bertahap mulai hari ini, 15 Juli 2024 hingga 17 Juli 2024 mendatang.
Mereka yang memperolah beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Tanah Air telah melalui proses seleksi selama kurang lebih dua bulan hingga mereka dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa.
Seleksi beasiswa secara umum diawali dengan pendaftaran yang dibuka pada 24-28 April, yang dilanjutkan dengan proses seleksi selama empat hari di SIKK dari 1-5 Mei. Pengumuman kelulusan dilanjutkan dengan proses penandatanganan surat perjanjian, pengumpulan dokumen dan pengurusan special pass.
Keberhasilan pemberangkatan tahun 2024 yang lebih awal tidak terlepas dari peran Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, selain juga agensi-agensi di Malaysia.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Kota Kinabalu mencatat pemberangkatan ratusan anak pekerja migran Indonesia di Malaysia kembali ke Tanah Air untuk melanjutkan pendidikan itu tidak terlepas dari komitmen, kerja keras dan dedikasi semua pihak, sehingga kegiatan Gema Cita dapat terwujud.
Karena itu, siswa penerima beasiswa harus menggunakan kesempatan yang telah diberikan oleh negara. Mereka tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengejar mimpi yang dibangun sejak anak-anak itu masih dalam tahap pendidikan dasar. Dengan memanfaatkan kesempatan baik itu mereka kelak akan menjadi individu yang membanggakan bagi bangsa dan bagi keluarga.
Meski orang tua masih ada di Sabah atau di Malaysia, anak-anak penerima beasiswa tersebut jangan selalu berpikir untuk ingin kembali berkumpul dengan mereka ke Sabah, dan lebih berpikir untuk mengembangkan diri dan berprestasi baik dan menjadi orang berguna di negeri sendiri.