Mobil Belum Bisa Lintasi Jalan di Lembah Anai, Butuh 2 Bulan Perbaikan

Lembah-anai-diterjang-banjir-bandang.jpg
(Liputan6.com/Istimewa)

RIAU ONLINE - Jalan Padang-Bukitting di kawasan Lembah Anai, Sumatera Barat (Sumbar) belum bisa dilalui kendaraan roda empat pasca banjir lahar dingin Gunung Merapi pada Sabtu, 11 Mei 2024, malam.

Sementara saat ini, jalan lintas tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

"Jadi info yang saya dapat jalan yang Anai tadi, itu dibuka hari ini untuk jalur motor," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, dikutip dari kumparan, Jumat, 17 Mei 2024.

Audy mengaku telah berkoordinasi dengan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait masalah ini.

Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk memperbaiki jalan yang rusak.

"Tapi untuk mobil mereka butuh 2 bulan katanya. Bina Marga. Semoga bisa lebih cepat. Tapi sebulan juga agak sulit," ungkap dia.



Untuk sementara, lalu lintas dari Padang menuju Bukittingi maupun sebaliknya dialihkan melalui Malalak.

Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menjadi salah satu wilayah yang terdampak terjangan banjir lahar dingin Gunung Marapi.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengatakan di kawasan Lembah Anai sudah banyak hutan-hutan yang dibuka dan disulap menjadi tempat wisata.

"Kalau kita lihat 2013 ini belum ada pemanfaatan lahan selain dari kawasan lindung. Artinya sungai itu di seluruh sisi kiri dan kanannya itu masih vegetasi. Masih orisinal," kata Abdul di Bukittinggi, Kamis, 16 Mei 2024.

"Tapi kemudian kita lihat, itu 2014 mulai dibangun, 2024 itu full. Semuanya di sisi-sisinya itu yang seharusnya menjadi daerah banjirannya sungai ini, dimanfaatkan menjadi daerah ini (wisata)" lanjutnya.

Padahal, menurut Abdul, aliran sungai membutuhkan daerah luapan yang berada di tepiannya. Namun karena banyaknya bangunan di sana, aliran sungai menjadi semakin sempit.

Akibatnya, ketika volume air mengalami peningkatan drastis akan terjadi fenomena bottleneck.

"Karena begitu si badan air itu dibatasi struktur beton itu kayak misalkan kita punya air di botol, botolnya kita balik, pasti di leher yang sempit ini arusnya sangat kencang kan. Nah itu yang kemudian bisa berfungsi destruktif gitu, karena ruang luberan air itu enggak ada," jelas dia.