Adik Diduga Bawa Kabur Motor, Rumah Via Vallen Digeruduk Belasan orang

Via-Vallen8.jpg
((Instagram/viavallen))

RIAU ONLINE - Belasan orang yang dari Aliansi Arek Sidoarjo (AAS) menggeruduk rumah pedangdut Via Vallen di Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 22 April 2024.

Adik Via, RF, diduga membawa kabur Honda Varia milik anggota AAS bernama Adyt.

Adyt awalnya menggadaikan motor tersebut kepada RF sebesar Rp 3 juta. Sebelumnya, motor produksi tahun 2021 itu dibeli Adyt Rp 15 juta.

"Dalam urusan gadai itu, mereka memang tidak membuat perjanjian hitam di atas putih, hanya lisan, dengan tenggat waktu 2 bulan," kata penasihat hukum AAS, Bramada Pratama Putra, Selasa, 23 April 2024, dikutip dari kumparan.

Setelah 15 hari, kata Bramada, Adyt ingin hendak menebus motornya. Namun, RF mengatakan bahwa motor ini sudah 'dilempar lagi', atau enggak tahu keberadaannya di mana"

"Adyt yang panik terus mengejar RF tapi nomor telepon Adyt malah diblokir RF. Keberadaan RF juga tidak diketahui," kata Bramada.



Menurut Bramada, hal ini yang menyebabkan penggerudukan rumah Via Vallen. Bahkan, penggerudukan ini sudah yang ketiga kalinya.

"Akan tetapi respons pihak keluarga itu seakan-akan mengolor-olor (mengulur waktu)," ujar Bramada.

AAS memberikan waktu 3 x 24 jam kepada RF dan keluarganya.

"Kami minta ganti motor, atau ganti rugi, yang penting ada bentuk pertanggungjawaban dari keluarga. Kami menunggu itikad baik sampai hari Kamis (25/4). Kalau memang tidak ada, kami lanjutkan laporan Pasal 372 KUHP tentang tindak pidana penggelapan," kata Bramada.

Sementara itu, Kapolsek Tanggulangin, Kompol Atmagiri, mengatakan akan memediasi kedua belah pihak pada Kamis, 25 April mendatang.

"Yang punya motor sudah oke, tinggal dari adiknya Via Vallen ini hari Kamis besok berkenan hadir atau tidak, nanti kami tunggu dulu," ujar Atmagiri.

Menurut Atmagiri, penggerudukan rumah tidak dapat dibenarkan, malah bisa menimbulkan masalah baru. Atmagiri pun mengimbau agar tidak lagi menggeruduk rumah begitu.

"Kami sudah persuasif, Bhabin kami sudah ke rumahnya. Mestinya itu dikoordinasikan dengan kita, nanti kita koordinasi dengan keluarganya. Tau-tau rumah orang digeruduk kan ya kaget orang," kata Atmagiri.

"Ada lah jalan mediasi dulu, ada jalan kita ketemu koordinasi dengan wilayah setempat. Tidak serta-merta diselesaikan dengan grudak-gruduk seperti itu," tutupnya.