RIAU ONLINE - Sejumlah kebijakan terbaru Presiden Joko Widodo mendapat sorotan dari pegiat media sosial, Jhon Sitorus. Ia menilai Presiden Jokowi menjadi aneh sejak berteman dengan Prabowo Subianto.
Hal ini diutakannnya dalam menanggapi ancaman dwifungsi ABRI hidup kembali. Tepatnya setelah pemerintah mengumumkan tengah menyusun aturan agar jabatan ASN boleh diisi TNI/Polri.
Tentunya, pengumuman ini menuai kontroversi. Pasalnya, terakhir TNI/Polri boleh mengisi jabatan ASN terjadi pada masa era orde baru, tepatnya pada pemerintahan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Kritikan tajam pun dilayangkan Jhon Sitorus terkait wacana aturan itu. Menurutnya, orde baru sudah kembali bangkit. Ia menilai situasi ini dapat menghancurkan masa depan Indonesia.
"Orde baru itu nyata dan sudah kembali. Dwifungsi ABRI sudah dihidupkan kembali, dominasi TNI-POLRI terhadap sipil semakin melemahkan hak-hak sipil. Mestinya demokrasi membuat kita makin maju, bukan malah makin mundur," kritik Jhon Sitorus dalam cuitannya, dikutip dari Suara.com, Rabu, 13 Maret 2024.
"Kita yang tak mau belajar dari masa lalu atau sengaja membawa Indonesia kejurang kehancuran. Padahal, ada wacana penambahan KODAM baru untuk menampung kelebihan SDM dan personel TNI. Kenapa sekarang seolah-olah dipaksakan? Mau memperkuat tindakan represif? Mau mengekang kemerdekaan berbicara?" sambungnya.
Jhon Sitorus menyebut tanda-tanda orde baru hidup kembali di era Jokowi, karena kedekatakan sang presiden dengan Prabowo. Padahal, mantan Presiden RI dari Habibie, Gus Dur dan Megawati sudah berupaya menjaga reformasi.
"Habibie memecat Prabowo, Jokowi menaikkan pangkat Prabowo. Gus Dur menghapus dwifungsi ABRI, Jokowi menghidupkan kembali," sentilnya.
"Megawati mendirikan KPK untuk memberantas semua koruptor, Jokowi membuat KPK jadi pilih-pilih kasus. Ya, begitulah. Sejak berteman dengan Prabowo, Jokowi jadi aneh," tandas Jhon Sitorus.