RIAU ONLINE - Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan masih enggan mengakui kekalahannya di Pilpres 2024. Meski begitu, Anies dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sudah menyadari kekalahannya.
Hal ini diungkap pengamat politik Burhanuddin Muhtadi saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Arrya Sinulingga. Saat itu ia menjelaskan hitung cepat atau quick count yang diragukan sejumlah paslon di kontestasi Pilpres 2024.
Ia merasa aneh lantaran capres yang tak mempercayai hasil quick count Pilpres 2024. Padahal menurutnya, sosok yang meragukan quick count itu pernah bekerja di lembaga survei, bahkan menjadi atasan Burhanuddin Muhtadi.
"Saya justru merasa aneh yah, kalau misalnya ada calon yang kebetulan tahu bagaimana mekanisme quick count itu dilakukan. Itu terpelajar. Dan jangan lupa bang Arya, mas Anies Baswedan itu mantan bos saya di lembagai survei," ucap Burhanuddin Muhtadi seperti dikutip dari Suara.com, Rabu, 13 Maret 2024.
"Jadi dia tahu betul bagaimana survei itu dilakukan, dia itu dulu direktur riset lembaga survei Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, Anies Baswedan paham betul mekanisme survei tersebut, mengingat mantan Gubernur DKI Jakarta itu pernah memimpin satu lembaga survei.
Ia menilai Anies saat ini sudah menyadari kekalahannya dan Cak Imin di Pilpres 2024. Namun, masih enggan mengakuinya ke publik.
"Dia tahu betul bagaimana mekanisme quick count itu secara scientific di jalankan," katanya.
"Jadi sebenarnya, saya yakin beliau (Anies Baswedan) sadar dan memahami bahwa memang the game is over. Tapi mungkin karena beliau pengen menyantuni perasaan dari para pendukungnya, di depan publik, dia belum mengatakan kalah," jelasnya.
Sementara itu, menurut penghitungan resmi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pasangan Prabowo-Gibran, unggul dari dua pasangan lainnya, termasuk Anies-Muhaimin. Bahkan di DKI Jakarta, paslon 02 dinyatakan KPU RI sah sebagai pemenang Pilpres 2024.
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan jumlah penggunaan surat suara pemilu presiden dan wakil presiden sudah cocok dengan jumlah pemilih yang hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) serta jumlah suara sah dan tidak sah, yakni sebanyak 6.558.734 lembar.
"Untuk Provinsi DKI Jakarta, dapat diterima ya, bismillah sah," kata Hasyim saat rapat pleno tersebut.
Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dinata mengungkapkan bahwa perolehan suara Anies-Muhaimin sebanyak 2.653.762 suara, pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 2.692.011 suara, dan pasangan Ganjar-Mahfud 1.115.138 suara.
Dia menjelaskan jumlah pemilih yang tercatat pada daftar pemilih tetap (DPT) di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.252.897 orang. Dari angka DPT tersebut, jumlah yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 6.356.507 orang. Kemudian ada sebanyak 130.254 orang yang menggunakan hak pilihnya dari daftar pemilih tambahan (DPTb), serta ada 71.973 orang yang menggunakan hak pilihnya dari daftar pemilih khusus (DPK).
"Jumlah pengguna hak pilih, laki-laki 3.147.199 orang, perempuan 3.411.535 orang, jumlah total 6.558.734 orang," kata Wahyu.