RIAU ONLINE - Sekelompok pengungsi Rohingya yang kebanyakan wanita dan anak-anak menangis ketakutan saat sekelompok mahasiswa mengusir paksa mereka dari Aceh.
Video peristiwa ini beredar di media sosial X. Tampak sekelompok mahasiswa menerobos barikade di basemen dan berlarian dengan beringas. Saat itu sejumlah pengunsi sedang salat zuhur.
Kelakuan massa mahasiswa dari Al-Washliyah, Universitas Abulyatama, Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah Aceh, itu membuat pengungsi menangis histeris dan ketakutan.
Seorang pengungsi perempuan Rohingya hanya bisa menangis sambil menggendong bayi. Anak-anak menangis pun menangis di tengah teriakan mahasiswa. Sebagian dari pengunsi bahkan meminta ampun.
Para mahasiswa bahkan menarik paksa dan menunjukkan aksi emosional lainnya, mulai melempar botol air mineral ke arah pengungsi perempuan dan anak-anak, hingga menendang barang-barang di sekitar.
Dilansir dari Suara.com, Kamis 28 Desember 2023, aksi pengusiran itu terjadi di tempat penampungan sementara, di Gedung Meuseuraya Aceh (BMA).
Sejumlah orang pria berseragam polisi tampak menenangkan massa dari sejumlah kampus di Aceh tersebut.
Aksi ini berawal dari unjuk rasa yang dilakukan sekompok mahasiswa di depan gedung BMA pada Rabu 27 Desember 2023.
Para mahasiswa itu menolak pengungsi Rohingya karena tingkah laku mereka yang buruk. Mereka pun meminta para pengungsi Rohingya keluar.
Saat koordinator unjuk rasa bernegosiasi dengan petugas jaga, massa dari belakang berlarian dan merangsek masuk basement gedung pengungsi Rohingya berada.
Sementara petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP tak mampu membendung massa yang mencapai ratusan orang tersebut.
Mahasiswa akhirnya berhasil 'mengusir' pengungsi Rohingya keluar setelah kurang lebih 30 menit di dalam basement.
Mahasiswa memaksa untuk memindahkan hingga mengangkut mereka ke atas truk menuju kantor Kemenkumham Aceh yang jaraknya sekitar 1 km dari gedung BMA.