RIAU ONLINE - Sebanyak 5,6 ton narkotika berhasil digagalkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan masuk ke Indonesia sepanjang Januari-Desember 2023.
Kepala Subdirektorat Operasi dan Pengungkapan Jaringan Narkotika DJBC Prijo Andono menyebut 5,6 ton narkotika yang berhasil dicegah oleh pihaknya itu merupakan hasil penindakan terhadap ratusan kasus penyeludupan dan jaringannya.
"Secara nasional kita dapat mengungkap peredaran narkotika sebanyak 5,6 ton. Bahkan sampai saat ini peredaran narkotika secara gelap ini diprediksi akan berlangsung. Hingga kami berkomitmen akan terus memberantas kejahatan ini," katanya.
Pencapaian pencegahan upaya penyelundupan narkotika ke Tanah Air pada tahun ini merupakan hasil dari sinergi antara aparat penegak hukum, mulai dari Bea Cukai, BNN, Polri, dan TNI.
Ia menyebut pengungkapan kasus narkotika jaringan internasional tersebut dilakukan dari jalur laut dan udara. Bandar narkotika yang menguasai pasar Indonesia didominasi dari negara golden triangle atau segitiga emas bagian utara Asia Tenggara.
"Yang jelas barang itu berasal dari negara golden triangle, seperti America Latin, Meksiko, Peru dan negara Ametika Latin lainnya," ujarnya.
Kemudian, secara umum para sindikat banyak menyeludupkan barang buktinya melalui jalur laut dan jalur udara, diantaranya seperti pelabuhan-pelabuhan yang ada di bagian timur Pulau Sumatera menjadi titik yang paling banyak diakses oleh bandar dalam memasok narkotika ke Indonesia.
Sementara untuk jalur udara, Bandara Soekarno-Hatta turut serta menjadi jalur favorit para kurir memasukkan narkotika untuk diedarkan di Tanah Air.
"Sejauh ini masih hampir sama nilainya antara tahun 2022 sampai 2023 ini, dan di tahun lalu itu tercatat ada sekitar 6 ton narkotika yang sudah kita gagalkan. Sekarang sampai tanggal 10 Desember 2023 itu ada 5,6 ton," kata dia.(ANTARA)