RIAU ONLINE - Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengatakan Kepolisian Thailand membentuk tim khusus yang bekerjasama dengan Bareskrim Polri untuk menangkap gembong narkoba internasional Ferdy Pratama.
“Bahkan saya memimpin langsung ke sana, dua tim diturunkan, masih dalam pengejaran. Nanti kita perkembangan akan disampaikan,” jelas dia, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 26 September 2023.
Krishna menegaskan seluruh jajaran Polri akan bekerjasama dalam operasi pengejaran terhadap Fredy Pratama yang diduga bersembunyi di Thailand.
“Terhadap pelaku yang di luar negeri kami sifatnya memfasilitasi, menyambungkan, kemudian membantu, mendukung, men-support apa yang dilakukan oleh Bareskrim untuk melakukan upaya pengejaran pelaku di Thailand,” Krishna menandaskan.
Polri hingga saat ini masih mencari keberadaan Fredy Pratama. Sosok tersebut pun telah masuk daftar buronan utama Polri.
“Dia adalah salah satu tokoh yang berdasarkan dari Bareskrim menjadi buronan utama saat ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama. Pengungkapan itu bekerjasama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya, sekaligus membongkar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil peredaran narkotika jenis sabu dan ekstasi lintas negara itu.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyampaikan pengungkapan kasus ini berawal dengan adanya operasi bersama join operating yang bahkan hingga kini masih dilakukan. Fredy Pratama pun menjadi aktor utama dalam perkara ini. Diduga Fredy Prama berada di Thailand.
“Ditelusuri bahwa sindikat narkoba ini mengedarkan narkoba dan bermuara pada satu orang yaitu Fredy Pratama dan masih DPO, dan berada di Thailand,” tutur Wahyu di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2023.
Wahyu menyebut terdapat 408 laporan polisi dengan 884 tersangka yang sudah ditangkap sejak 2020 sampai 2023, yang keseluruhannya terkait dengan jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. Jaringan itu bahkan menjadikan Indonesia sebagai sasaran utama peredaran narkoba dan dikendalikan Fredy Pratama yang diduga bersembunyi di Thailand.
“Sindikat ini memang rapi dan terstruktur. Siapa berbuat apa, ada bagian keuangan, bagian pembuat dokumen, dan sebagainya,” jelas dia.
Selain itu, lanjutnya, jaringan narkoba Fredy Pratama menyusun komunikasi dengan sangat rapi melalui penggunaan aplikasi yang jarang digunakan oleh masyarakat umum. Selain itu, banyak pula rekening dari berbagai bank yang digunakan.
“Rekening yang digunakan 406 dengan saldo Rp28,7 miliar dan sudah dilakukan pemblokiran,” katanya.