Bukannya Minta Maaf, Bali Tower Justru Tawarkan Rp 2 Miliar ke Keluarga Sultan

Keluarga-Sultan-Rifat-Alfatih.jpg
(Suara.com/Yaumal)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Sultan Rifat Alfatih terjerat kabel fiber optik di Jakarta Selatan hingga luka berat. Terbaru, kuasa hukum keluarga Sultan mendatangi Polda Metro Jaya guna melakukan konsultasi hukum.

Konsultasi ini dilakukan untuk melakukan laporan terkait kelalaian yang diduga dilakukan oleh PT Bali Towerindo Sentra Tbk atau Bali Tower lantaran kabel fiber optik miliknya bisa menjuntai ke pinggir jalan sehingga menyebabkan Sultan mengalami luka berat.

“Tujuannya tentu untuk membuat laporan polisi. Ada dugaan kelalain dalam hal ini, sehingga menyebabkan luka berat,” kata kuasa hukum, Tegar saat di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/8/2023).

Konsultasi yang dilakukan lanjut Tegar, agar pihaknya bisa melihat kasus ini secara utuh dan terang benderang.

“Sehingga kasus ini bisa mendapat titik terang. Ujung dari semua ini, adalah kita menuntut pertanggungjawaban dari Bali Tower,” jelasnya.

Ayah Sultan Rifat Bakal Laporkan Bali Tower ke Polda Metro, Kesembuhan Sang  Anak Prioritas Utama - Metro Tempo.co

Mahasiswa Universitas Brawijaya Sultan Rifat Alfatih, korban yang terkena jepretan kabel optik pada Januari 2023 di Jakarta Selatan milik PT Bali Towerindo Sentra Tbk atau Bali Tower/istimewa



Tegar menyampaikan, sebelumnya pihak Bali Tower sempat ingin memberikan biaya kompensasi pengobatan senilai Rp 2 miliar, namun uang itu ditolak.

Penolakan itu dilakukan oleh pihak keluarga lantaran menganggap pihak Bali Tower menghina rasa kemanusiaan.

“Saya mau bilang begini kenapa itu ditolak oleh korban, karena itu sangat menyakitkan. Sangat menghina rasa kemanusiaan kita semua,” kata Tegar.

“Saya mau bilang sama pengacara-pengacara itu ya, anda datang ke sini saya jerat leher anda pake kabel sampai putus tenggorokan anda, sampai gak bisa bicara, minum, gak bisa napas. Baru saya datang, saya tempeleng anda dengan uang Rp2 miliar, mau enggak,” imbuhnya.

Tegar menyebut yang saat ini diinkan keluarga Sultan adalah permohonan maaf secara terbuka dari pihak Bali Tower.

“Dia minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-sultan yang lain, karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi terjadi lagi,” ucapnya.

Jika permintaan maaf telah disampaikan barulah, lanjut Tegar, pihak Bali Tower dan keluarga duduk bersama mendiskusikan soal pengobatan.

“Kalau kita bicara soal biaya pengobatan kompensasi dan lain sebagainya itu oke tapi datang dengan cara baik-baik, bereskan dulu masalah yang paling prinsip,” ungkapnya.

Jangan sampai, kata Tegar, pihak Bali Tower memberikan uang pengobatan seakan membungkam pihak keluarga agar tidak berbicara soal fakta yang terjadi sebenarnya.

“Lu minta maaf kalau salah, jangan kemudian kirim orang mencoba membungkam korban dengan sejumlah uang gitu lo, itu kan bukan cara-cara bertanggung jawab, tapi cara-cara untuk bikin orang diam supaya nilai sahamnya tidak runtuh di bursa efek,” pungkasnya dikutip dari suara.com