RIAU ONLINE - Sebuah foto sejumlah santriwati menenteng senjata laras panjang menghebohkan jagat maya. Para santriwati yang dilengkapi senjata dan rompi anti peluru tersebut berasal dari Pondok Pesantren Quran Magetan, Jawa Timur, saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Foto itu diunggah oleh penulis Islah Bahrawi dalam akun Instagram @islah_bahrawi pada Jumat, 28 Juli 2023, lalu.
Dalam keterangannya, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) ini miris dengan viralnya foto tersebut.
"Pendidikan seperti ini bagi generasi muda hanya akan menanamkan glorifikasi perang. Alih-alih memiliki keinginan untuk memajukan agamanya melalui ilmu pengetahuan, bisa jadi generasi muda kita hanya akan berfikir tentang perang di masa depan mereka," tulis Islah Bahrawi.
Dalam foto yang beredar, 6 santriwati tampak memakai seragam atasan merah, bawahan rok panjang, serta kerudung biru, dilengkapi dengan rompi anti peluru.
Mereka tampak berada di area persawahan dan sedikit bangunan masjid. Kepolisian membenarkan foto yang beredar itu berada di Magetan.
Kapolres Magetan, AKBP Muhammad RidwanSantriwati mengatakan, foto itu menunjukkan santriwati kelas 7 dan 10. Ridwan menyebut senjata laras panjang itu bukan senjata api, melainkan airsoft gun.
Kepolisian mengetahui hal tersebut setelah pihak ponpes dimintai klarifikasi lantaran foto itu telah meresahkan masyarakat. Namun airsoft gun yang dibawa itu tak memiliki izin.
"Senjata yang dibawa (santriwati) jenis airsoft gun. Belum ada izin. Kita tahunya setelah viral di medsos," tutur Ridwan, dikutip dari Suara.com, Minggu, 30 Juli 2023.
"Senjata yang dibawa (santriwati) jenis airsoft gun. Belum ada izin. Kita tahunya setelah viral di medsos," tutur Ridwan saat dikonfirmasi pada Sabtu (29/7/2023).
Klarifikasi pada pihak ponpes memang telah dilakukan pihak kepolisian. Hal itu karena foto viral yang beredar di media sosial terkait santriwati tersebut dinilai meresahkan masyarakat.
Ridwan mengatakan foto santriwati itu merupakan bagian dari masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Kegiatan MPLS itu melibatkan salah satu event organizer yang diadakan pada tanggal 10 hingga 15 Juli 2023.
Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Quran Al Jahra Magetan, Isgianto, mengatakan foto itu merupakan bentuk promosi ekstrakurikuler airsoft gun. Ia menegaskan bahwa eksibisi airsoft gun di ponpesnya legal.
"Di Al Jahra ini ada eksibisi airsoft gun, secara legal formal setelah kami pelajari ya legal (eskul airsoft gun). Itu foto ketika simulasi, rencana (airsoft gun) bakal jadi ekstrakurikuler madrasah aliyah," ungkap Isgianto.
Namun karena ada beragam opini dan pandangan masyarakat, pihak ponpes akan mengkaji ulang apalagi kini ekskul itu belum resmi dibuka. Salah satunya agar sesuai undang-undang, serta sesuai bimbingan Kementerian Agama.
Pihak ponpes mengklaim juga tak memiliki peralatan airsoft gun. Pasalnya ketika simulasi tersebut dilaksanakan, semua alat yang dipakai adalah milik pelatih asal Surakarta tersebut.
Adapun pemilihan ekskul airsoft gun itu digunakan untuk melatih konsentrasi santri saat menghafal Al Quran.