Mengingat Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo yang Tak Pernah Ditepati

Prabowo-dan-Megawati.jpg
(Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden via Suara.com)

RIAU ONLINE - Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menjadi rival politik Ketum Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Anak Soekarno itu mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Sementara itu, Prabowo Subianto telah lebih dulu maju sebagai kandidat capres.

Jika mengingat ke belakang, Megawati dan Prabowo pernah membuat kesepakatan dalam bentuk Perjanjian Batu Tulis pada 2009 silam. Satu di antaranya menyebutkan bahwa Megawati akan mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014. Namun, janji itu belum dipenuhi bahkan sudah menuju tiga periode.

Perjanjian itu ditandatangani Megawati dan Prabowo di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, pada 16 Mei 2009. Dalam ikrar itu, Prabowo awalnya ingin didukung sebagai perdana menteri. Tapi Megawati menolak usul itu lantaran dianggap menentang konstitusi.

Prabowo kemudian sepakat setelah Megawati berjanji akan mendukungnya menjadi presiden para Pemilu 2014. Perjanjian itu berisikan tujuh poin yang merupakan hasil kesepakatan antara PDIP dan Gerindra yang mengusung mereka maju sebagai capres-cawapres 2009.

Berikut isinya sebagaimana dilansir dari Suara.com, Minggu, 11 Juni 2023:

Kesepakatan Bersama PDI Perjuangan atau PDIP dan Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.


2. Prabowo Subianto sebagai wakil presiden, jika terpilih, mendapat penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan kepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Esensi kesepakatan ini akan disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri pada saat pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan lebih lanjut dalam produk hukum yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet. Berkaitan dengan penugasan pada butir dua di atas, Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait. Menteri-menteri tersebut adalah Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

4. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan delapan program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.

5. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan persentase 50 persen dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50 persen dari pihak Prabowo Subianto.

6. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 dibentuk bersama-sama melibatkan kader-kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.

7. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Prabowo sempat mengungkit Perjanjian Batu Tulis 2009 itu jelang Pilpres 2014. Ia bahkan merasa dikhianati karena Megawati dan PDIP justru menetapkan Jokowi sebagai capres, bukan mendukungnya seperti perjanjian tersebut.

Hal serupa juga terulang pada Pilpres 2019. Lagi-lagi Megawati menunjuk Jokowi sebagai capres.

Akan tetapi, jelang Pilpres 2024 mendatang, sempat beredar isu bahwa PDIP dan Gerindra akan berkoalisi lagi. Ketika itu pula pasangan Prabowo-Puan Maharani pun mulai santer terdengar.

Duet itu perlahan surut usai pasangan Prabowo-Ganjar menyeruak ke publik. Koalisi antara PDIP dan Gerindra pun semakin diyakini terjadi. Namun, pada 21 April 2023, Megawati kembali tak menepati Perjanjian Batu Tulis karena menetapkan Ganjar sebagai capres dari PDIP untuk maju Pilpres 2024.

Prabowo juga disebut-sebut sempat ditawari menjadi cawapres Ganjar. Namun, ia menolak dan menegaskan dirinya sudah diusung menjadi capres oleh Gerindra. Dengan begitu, Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibuat itu lagi dan lagi belum bisa ditepati oleh Megawati.