Identitas Pelaku Penembakan Kantor MUI: Ngaku Wakil Nabi Sejak 1984

MUI-Dipasang-garis-polisi.jpg
(Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

RIAU ONLINE - Identitas pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023, sudah terungkap. Ialah Mustopa NR (60) warga Desa Desa Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Mustopa sengaja mendatangi Kantor MUI untuk meminta pengakuan bahwa dirinya sebagai wakil nabi.

Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo, mengatakan hal ini terungkap berdasarkan keterangan istri pelaku yang diperiksa sebagai saksi di Mapolsek Kedondong, Pesawaran.

"Berdasarkan keterangan istrinya, bahwa pelaku pamit dengan istrinya ke MUI Jakarta untuk minta pengakuan sebagai wakil nabi," katanya di Pesawaran, dikutip dari Suara.com, Rabu, 3 Mei 2023.

Menurut istri pelaku, pelaku berangkat ke Jakarta menggunakan travel menuju Kantor MUI. Bahkan, pelaku sempat meminta izin kepada istrinya dan meminta doa sebelum berangka ke ibu kota.

"Jadi berdasarkan keterangan istrinya juga, bahwa pelaku ini tidak terlibat organisasi terlarang seperti teroris. Istrinya juga mengatakan bahwa tidak pernah ada tamu dari luar, pelaku hanyalah seorang petani," kata dia.



Pratomo menjelaskan pelaku sudah membuat pengakuan sebagai wakil nabi sejak 1948, ketika ia belum menikah. Kala itu, pelaku mendapatkan bisikan gaib bahwa dirinya merupakan seorang wakil nabi. Setelah menikah, pelaku mengumumkan kepada masyarakat bahwa dirinya seorang wakil nabi.

"Tahun 1999 dia mengumpulkan orang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah wakil nabi. Namun orang-orang tidak percaya bahwa dia wakil nabi," katanya.

Lebih lanjut, kata dia, pelaku pada 2016 memberanikan diri ke DPRD Lampung untuk meminta pengakuan bahwa dirinya seorang wakil nabi. Hingga akhirnya, pelaku berangkat ke Jakarta menuju MUI Pusat untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya wakil nabi.

"Dari sejarahnya intinya pelaku ini halusinasi," katanya.

Namun akhirnya, Mustopa turut tewas dalam insiden penembakan tersebut. Sebelum meninggal dunia, Mustopa sempat melukai dua pegawai MUI yang terkena pecahan kaca di punggung.

Polisi juga menemukan beberapa kejanggalan terkait barang bawaan Mustopa saat melancarkan aksinya. Tak hanya airsoft gun sebagai bekal senjatanya, Mustopa juga membawa sejumlah barang yang menyita perhatian polisi.

Ditemukan obat-obatan dan buku rekening di dalam tas Mustopa serta beberapa surat yang tampak penting.

"Saat ini sedang mau diotopsi nanti dari sanalah baru diketahui penyebab meninggalnya kenapa karena ditemukan juga dalam tasnya barang-barang seperti obat-obatan, buku rekening dan beberapa lembar surat-surat," beber Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin di kantor MUI Pusat.