Badan Geologi Kementerian ESDM: Mentawai Sumbar Rawan Tsunami

Kepanikan-warga-usai-gempa.jpg
(Liputan6.com/ Novia Harlina)

RIAU ONLINE - Data Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pantai di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) tergolong rawan bencana tsunami. Potensi tinggi tsunami di garis pantai Mentawai sekitar 1,96 m hingga 8,36 m.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto, menyarankan agar bangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dibangun menggunakan konstruksi tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan dan harus dilengkapo dengan jalur serta tempat evakuasi.

Selain itu, upaya mitigasi tsunami juga harus ditingkatkan melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 yang mengguncang Mentawai pada Selasa, 25 April 2023, dini hari, kata Sugeng diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) dalam dimensi kecil berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.



"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," sebut Sugeng, dikutip dari Liputan6.

Sementara hingga kini, otoritasnya belum menerima informasi terkait korban dan kerusakan bangunan yang diakibatkan gempa bumi tersebut.

Menurut data BMKG guncangan gempa bumi terasa cukup kuat di Kepulauan Mentawai pada skala V-VI MMI (Modified Mercally Intensity), di Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Kota Padang guncangan terasa pada skala V MMI.

Sedangkan data dari Badan Geologi Kementerian ESDM, dicatat sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

"Berdasarkan data BIG terlihat adanya anomali pada grafik di stasiun pasang surut Tanah Bala, Nias Selatan tercatat sekitar 10-20 cm. Peringatan dini tsunami sempat diaktifkan dan telah diakhiri oleh BMKG," ungkap Sugeng.