Wanita Korban Investasi Bodong Histeris di Tengah Rapat Kapolri dengan Komisi III

Kapolri-rapat-dengan-Komisi-III.jpg
(YouTube Komisi III DPR RI Channel)

RIAU ONLINE - Interupsi mewarnai rapat kerja antara Komisi III DPR dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Interupsi tidak datang dari anggota dewan, melainkan wanita yang mencari keadilan langsung di ruang rapat.

Wanita yang mengaku korban investasi bodong salah satu koperasi berteriak histeris mencari keadilan.

Awalnya wanita itu menginterupsi rapat dari balkon di ruangan Komisi III pada pukul 13.28 WIB. Interupsi itu menarik perhatian anggota Komisi III, termasuk Wakil Ketua Komisi III Desmond J Mahesa yang memimpin rapat. Tak terkecuali Listyo yang juga menyorotkan wajah ke arah balkon.

Desmond memberikan peringatan setelah mendengar interupsi wanita itu dari arah balkon. Ia meminta tolong agar kondisi riuh di balkon dapat diamankan, mengingat rapat masih berlangsung.

"Anda bukan anggota DPR. Nanti wawancara di luar atau saya keluarkan dari sana," kata Desmond, dikutip dari Suara.com, Rabu, 12 April 2023.

"Nomor punggung Anda tidak punya kata ketua. Silakan Pak Kapolri," kata Desmond mempersilakan Listyo melanjutkan paparannya.



Tidak sampai satu menit kemudian, wanita yang bersangkutan kembali mengiterupsi rapat.

"Mohon izin Pak Kapolri, mohon izin pak," kata wanita sembari mengukuhkan tentang kasus hukum yang dialami.

Wanita itu kemudian diamankan pihak pengamanan dalam (Pamdal) DPR dari balkon. Ia digiring dari lantai tiga menuju ke lantai bawah.

Merasa keluhannya belum tersampaikan, wanita tersebut kembali berteriak histeris tentang kasus hukum di mana ia menjadi korban.

"Ini investasi bodong, korbannya ribuan, sudah dua tahun lebih, tapi apa, jalan ditempat, Ya Allah astagfirullahaladzim. Ribuan korban kami, hampir Rp500 miliar kemudian terulang dengan PT MBM, Rp 800 miliar mana tanggung jawab Kapolri. Mana namanya institusi Polri," teriaknya.

Tak kuasa menahan emosi, wanita tersebut sampai jongkong sesaat berada di lantai bawah. Ia terus menyampaikan aspirasinya.

"Ini tidak main-main, LP nya dua tahun, dua tahun di polda, di polres di mabes kita dilempar-lempar," ujarnya.

Tak berselang lama, ada sejumlah pejabat Polri yang menghampri wanita tersebut. Tindakan itu dilakukan mengingat ucapan Kapolri yang bersedia menerima wanita tersebut. Ia lantas diajak naik lift untuk menunggu di ruang tamu di lantai tiga, tidak jauh dari balkon Komisi III.