5 Fakta Bocah Tasikmalaya Meninggal Depresi Usai Dipaksa Bersetubuh dengan Kucing

Ilustrasi-bocah.jpg
(Shutterstock via Suara.com)


Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Seorang bocah di Tasikmalaya, Jawa Barat, tewas akibat depresi setelah dibully oleh teman-temannya. F (11) bahkan kerap dipaksa bersetubuh dengan seekor kucing kemudian direkam oleh teman-temannya.

Sebuah rekaman yang disebar oleh pelaku bullying ke media sosial hingga viral membuat F semakin depresi hingga murung dan tidak ingin makan. F pun kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia saat menjalani perawatan.

Kedua orangtua korban, Ad (41) dan Ti (39) tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya saat ditemui di dalam rumah mungil berdinding bilik dan papan. Keduanya bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak keduanya. Mereka masih berduka.

Ibu korban, Ti, mengatakan anaknya sakit keras seminggu sebelum meninggal. Anaknya mengeluh sakit tenggorokan yang membuatnya enggan makan dan minum. Korban lebih banyak melamun dan murung.

Ti tak menyangka anaknya mendapatkan perundungan, sebab saat itu anaknya hanya mengaku sakit tenggorokan. Bahkan, anak keduanya itu sempat muntah begitu diberi minum air putih.

"Kalau ke kami ngakunya sakit tenggorokan dimasukin air saja dimuntahin lagi. Kami bawa ke rumah sakit, tapi meninggal dunia," ucap Ti dikutip dari detikjabar

Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengungkapkan perundungan itu diketahui melalui rekaman di media sosial yang menyebar. Video itu menunjukkan korban dipaksa menyetubuhi kucing oleh sejumlah orang.

"Jadi ananda ini usianya 11 tahun kelas enam SD dia mengalami dugaan perundungan, sampai murung. depresi akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainannya," kata Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto.

"Kami melihat keluarga masih belum stabil kondisi psikisnya maka kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologisnya, edukasi dan juga mungkin proses hukumnya," ujar Ato.

Berdasarkan keterangan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, terdapat lima fakta mengejutkan terkait kasus ini.

Berikut lima fakta mengenai bocah tewas di Tasikmalaya usai dipaksa bersetubuh dengan kucing dikutip dari suara.com:



1. Korban dipaksa menyetubuhi kucing

F yang masih duduk di bangku kelas 5 SD kerap menjadi target bully oleh teman-temannya. Perundungan tersebut semakin hari kian menjadi-jadi. Bahkan, tindakan keji teman-teman F memuncak ketika dirinya dipaksa untuk menyetubuhi kucing.

Tak berhenti di situ, teman-teman F merekamnya menyetubuhi kucing tersebut sembari melontarkan olokan-olokan ke bocah malang tersebut. Sontak, rekaman tersebut disebar oleh teman-teman F yang kejam itu.

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan anak saya di-bully teman-temannya, semakin menjadi-jadi," ungkap T (39), ibu kandung F, dikutip Suara.com, Jumat, 22 Juli 2022.

2. Sering dipukul oleh teman-temannya

Usut punya usut, perundungan yang dialami F telah terjadi sekian lama. Keluarga mengungkap bahwa anak kedua dari empat bersaudara tersebut kerap dipukuli oleh teman-temannya.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (bersetubuh dengan kucing)," lanjut T.

3. Alami depresi hingga tak mau makan

Akibat menahan malu tersebarnya video rekaman tersebut, F sempat mengalami depresi berat. Ia kerap melamun dan terdiam tanpa merespon orang-orang yang mengajaknya bicara.

Bahkan, F sampai tidak mau makan maupun minum.

"Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus," ungkap T.

4. Meninggal usai depresi berat

F sempat mengeluh sakit tenggorokan usai mengalami depresi berat hingga kehilangan nafsu makan. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diberikan penanganan medis.

Nahasnya, F meninggal ketika dirawat di rumah sakit pada Minggu 18 Juli 2022

" F sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," sambung T.

5. Keluarga pelaku minta maaf, keluarga korban menuntut agar tidak terulang

Usai F meninggal sebagai buntut dari perundungan keji yang dilakukan oleh teman-temannya, keluarga pelaku sontak menyambangi keluarga dan memohon maaf sebesar-besarnya.

Keluarga F kini mengaku telah ikhlas namun menuntut agar para pelaku tidak melakukan perundungan lagi ke anak-anak lain.

"Saya minta jangan lagi (merundung) ke anak lainnya," pungkas T.