RIAU ONLINE - Banjir bandang menerjang Kabupaten Pati, Jawa Tengah, setelah hujan deras mengguyur wilayah Lereng Gunung Muria pada Rabu, 13 Juli 2022 hingga Kamis, 14 Juli 2022 dini hari. Lereng Gunung Muria merupakan hulu beberapa sungai di Kabupaten Pati.
Tanggul di sejumlah sungai kehilangan kemampuan menampung debit air yang terus naik. Akibatnya, tanggul jebol melimpahkan air ke permukiman penduduk.
Bak tsunami kecil, air bah menyapu rumah warga yang sebagian besar terlelap. Petaka tengah malam itu menghanyutkan belasan rumah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati bersama unsur pemerintah turun ke lokasi menemukan beberapa titik tanggul sungai jebol yang menjadi biang banjir bandang tersebut.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pati menemukan satu titik tanggul sungai yang jebol dengan panjang kurang lebih 25 meter di Desa Bulumanis Kidul.
"Akibatnya 6 rumah hanyut dan 11 rumah rusak ringan hingga sedang," sebut Abdul Muhari, Jumat, 15 Jjuli 2022.
Sementara di Desa Tunjugrejo, sebanyak 7 rumah lenyap tersapu banjir bandang setelah tanggul Sungai Sat jebol. Sedangkan 7 rumah lainnya mengalami rusak berat.
Menurut catatan BNPB, sebelumnya tanggul itu pernah jebol para Senin, 27 Juni 2022 lalu dan sudah diperbaiki. Namun, derasnya hujan yang mengguyur pada Kamis tengah malam itu, tanggul kembali mengalami kerusakan untuk kedua kalinya.
"Berdasarkan hasil kaji cepat yang terus dilakukan hingga Jumat, 15 Juli 2022 pukul 07.00 WIB, banjir bandang itu telah berdampak di 26 Desa yang terbagi di 4 kecamatan," sebut Abdul Muhari.
Abdul menyebutkan, sedikitnya 42 rumah rusak dengan rincian 6 rumah hanyut, 11 rumah rusak ringan-sedang di Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso. Kemudian 7 rumah hanyut dan 7 rumah rusak berat di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso dan Kecamatan Pati ada 11 rumah rusak berat.
Selain itu, Rumah Sakit Umum (RSU) Soewando juga tergenang air hingga masuk ke beberapa ruang dan sempat mengganggu pelayanan kesehatan. Kantor DP3AKB juga tergenang.
Sementara, sebanyak 55 jiwa dari 55 KK di Desa Bulumanis telah mengungsi. Sebelumnya ada 425 warga Kelurahan Kalidoro yang mengungsi di Masjid Kalidoro, namun saat ini telah kembali ke rumah masing-masing.
"Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut," kata Abdul.
Abdul menjelaskan, BPBD Kabupaten Pati bersama lintas instansi terkait telah berada di lokasi untuk koordinasi dan kaji cepat guna mempercepat penanganan bencana banjir bandang tersebut.
Posko Lapangan telah didirikan di Balai Desa Bulu Manis, guna mempermudah koordinasi dan penanganan darurat.
Dapur umum juga sudah didirikan di tiga titik untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga yang terdampak dan tim di lapangan, yakni di Kantor Dinas Sosial, Balai Desa Bulumanis Kidul dan kediaman Kepala Desa Tunjungrejo.
Sejumlah kebutuhan logistik juga telah disalurkan kepada warga penyintas dengan jenis makanan anak, makanan siap saji, lauk pauk siap saji, perlengkapan bayi, roti siap makan dan beberapa kebutuhan lainnya.
Hingga hari ini, tim gabungan bersama masyarakat terus bergotong-royong guna pembersihan material puing sampah dan lumpur yang terbawa banjir bandang.
Adapun pembersihan itu mendapat dukungan alat berat sebanyak 4 unit eskkavator dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum setempat. Di samping itu truk pengangkut lumpur dan sampah serta puing lainnya juga disiagaan termasuk mobil tanki air untuk pembersihan jalan milik BPBD Kabupaten Pati.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani-Semarang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi prakiraan cuaca yang menyebut bahwa hujan ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Pati hingga malam nanti. Lebih lanjut, khususnya di wilayah pegunungan dan sekitarnya, kondisi cuaca hujan sedang-lebat yang dapat didahului petir dan angin kencang juga masih berpotensi terjadi.
BNPB mengimbau kepada pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat dapat melakukan segala upaya yang merujuk pada mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya bencana susulan. Upaya seperti normalisasi sungai, susur sungai, pembersihan sungai dari sumbatan sampah, perbaikan dan penguatan tanggul, sosialisasi kepada masyarakat serta memantau perkembangan cuaca agar dilakukan secara berkala.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, maka diimbau agar evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman," tutupnya.