JEMAAH haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah dalam pelaksaan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 16 Agustus 2018.
(VOAINDONESIA/AP)
RIAU ONLINE - Sebanyak 360 rombongan jemaah ibadah hai 2022 asal Indonesia mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasa, 21 Juni 2022 pukul 10.10 WAS (Waktu Arab Saudi. Kedatangan rombongan kloter 25 Embarkasi Solo SOC ini disambut haru para jemaah.
Para jemaah haji selanjutkannya menuju ke ke Paviliun IV lalu berangkat ke Mekkah untuk menjalani umrah. Jemaah haji yang sudah mengenakan pakaian ihram ini kemudian menginap di Al Kiswah Tower.
Usai beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang dari Tanah Air, para jemaah haji Indonesia kloter 25 itu mendapat kesempatan menjalankan salat sunah Ihram.
Tangis haru yang terbendung diurai sejumlah jemaah hari setibanya di Tanah Suci. Salah satunya Purwati, jemaah haji wanita berusia 52 tahun yang mengaku tidak henti menangis sejak di pesawat.
"Saya sangat senang sekali. Saya nangis enggak berhenti saking gembiranya. Kok akhirnya saya bisa sampai di sini (Jeddah)," ungkap Purwati Kusmardjani.
"Begitu naik pesawat, saya langsung menangis. Apalagi saat melantunkan talbiyah. Sepanjang perjalanan saya tidak bisa diam. Terus talbiayah dan sholawatan," lanjutnya, melansir Suara.com, Rabu, 22 Juni 2022.
Rasa syukur juga diucapkan Purwati karena perjalanannya dari tanah air lancar dan mendapat pelayanan yang maksimal dari para petugas haji.
"Ahamdulillah. Dari Embarkasi sampai bandara Jeddah, baik semua," ungkapnya.
Hal senada juga diceritakan jemaah haji asal Karang Anyar, Sudiyoko. Pria berusia 49 tahun yang berangkat bersama istrinya itu senang, akhirnya penantian panjangnya untuk naik haji terlaksana.
"Saya sebenarnya dijadwalkan berangkat tahun 2020. Tapi karena COVID-19, baru berangkat sekarang," ujar pria yang harus mengantri selama 10 tahun lamanya untuk bisa menunaikan haji.
Perasaan campur aduk juga dirasakan jemaah haji, Fariz Fadhillah. Pasalnya, pemuda berusia 23 tahun itu menggantikan ayahnya yang meninggal dunia tahun lalu.
"Rasanya, antara senang dan sedih. Senang karena saya bisa ke tanah suci, tapi saya sedih karena seharusnya bapak yang ada di sini," jelas pemuda yang merupakan mahasiswa di salah satu kampus Yogyakarta itu.