RIAU ONLINE, JAKARTA-Andi Arief mempertanyakan sekaligus menyindir pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari warna biru ke merah. Ia mengaku bingung dengan pemilihan warna merah untuk pesawat tersebut.
"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona. Dulu biru," kata Andi lewat akun Twitter miliknya, @Andiarief_, Selasa (3/8).
Petinggi Demokrat ini pun membandingkan warna pesawat kepresidenan era Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Menurutnya, pesawat kepresidenan di era SBY dicat dengan warna dominasi biru langit, bertujuan untuk meningkatkan keamanan penerbangan. Warna biru langit disebutnya bisa menjadi warna kamuflase saat terbang di udara.
"Dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang," kata dia.
Pesawat Kpresidenan sebelum dicat
Andi menambahkan pesawat kepresidenan di era SBY dengan warna dominasi biru dahulu merupakan desain seorang mayor dari TNI Angkatan Udara.
Sebelumnya, pengamat penerbangan Alvin Lie membeberkan kegiatan pengecatan ulang pesawat kepresidenan. Ia mengunggah foto pesawat kepresidenan dengan warna merah putih.
Alvin menyinggung soal penghamburan uang di tengah pandemi. Menurutnya, pengecatan ulang pesawat bisa menelan biaya miliaran rupiah.
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan. Biaya cat ulang pswt setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150ribu. Sekitar Rp.1,4M sd Rp.2.1M @KemensetnegRI @setkabgoid @jokowi," cuit akun @alvienlie21, Senin (2/8) dikutip dari cnn indonesia
Istana kemudian menjawab isu pesawat kepresidenan dicat ulang dengan biaya miliaran rupiah. Isu itu berkembang di media sosial usai cuitan dari Alvin Lie.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono membenarkan kegiatan pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau Pesawat BBJ 2. Namun, ia meluruskan tudingan kegiatan ini bentuk foya-foya saat pandemi.
"Pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak tahun 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara. Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," kata Heru dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8).