Pasien Isoman Kesulitan Dapatkan Obat Oseltamivir, Kosong di Mana-mana

Obat-terapi-covid-19.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Oseltamivir, satu di antara obat yang diresepkan untuk pasien Isolasi Mandiri COVID-19 (Isoman), kosong di mana-mana. Pasien sampai harus totalitas berburu untuk mendapatkannya.

Salah satunya dialami Michael Angelo (21), seorang pria yang tinggal di Bojong Kulur, Kabupaten Bogor. Baru-baru ini, orang tuanya terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani isoman.

"(Obatnya) banyak sih karena resep dokter. Dari Azithromycin yang antibiotik kalo gak salah sama antivirusnya Fluvir," tuturnya kepada detikcom, Selasa, (13/7/2021).

Resep obat itu didapatkannya setelah berkonsultasi dengan dokter melalui telemedicine. Namun saat hendak ditebus, rupanya beberapa obat sangat sulit dicari.

"Tapi yang gila itu Fluvirnya sih. Bener-bener nyari dari semua apotek yang ada di Bekasi sama deket rumah aku yang udah masuk kabupaten Bogor tuh bener-bener gak ada," kata Michael.



Fluvir yang dimaksud adalah merek obat dengan kandungan oseltamivir,antivirus yang entah kenapa memang sedang sangat sulit dicari saat ini. Michael akhirnya bisa mendapatkannya di sebuah apotek kecil di daerah Bekasi, setelah sebelumnya berkeliling ke sekitar 7 apotek.

Kalau kita stok itu (obat COVID) di rumah, saya mengerti karena itu memberikan rasa nyaman, tetapi itu mengurangi kans satu orang yang membutuhkan untuk mendapatkan akses dan dia bisa mati

Platform online tak banyak membantu
Untuk memudahkan pasien isoman mendapatkan obat, Kementerian Kesehatan menyediakan sejumlah layanan online. Salah satunya https://farmaplus.kemkes.go.id (Farma Plus) untuk mengecek ketersediaan obat di sejumlah apotek jaringan Kimia Farma.

Namun praktiknya tidak semudah yang dibayangkan. Keterangan untuk obat oseltamivir misalnya, di sejumlah apotek di Jakarta Selatan tertulis "tersedia" atau "Di bawah 20", tetapi saat didatangi ternyata kosong dan petugas tidak bisa memastikan kapan akan tersedia lagi. Pun tidak semua nomor kontak apotek bisa dihubungi untuk memastikan.

Soal susahnya mencari 'obat COVID', Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyinggung beberapa orang maupun perusahaan yang memborong untuk disimpan. Menurutnya hal itu menghilangkan kesempatan para pasien isoman yang benar-benar membutuhkan.

"Kalau kita stok itu (obat COVID) di rumah, saya mengerti karena itu memberikan rasa nyaman, tetapi itu mengurangi kans satu orang yang membutuhkan untuk mendapatkan akses dan dia bisa mati," tegas Menkes Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021) dikutio dari detikhealth

Menkes mengingatkan, obat-obat antivirus seharusnya dibeli hanya dengan resep dan dibutuhkan juga di rumah sakit. Karenanya, ia sangat tidak menganjurkan obat ini diborong hanya untuk persediaan.