RIAU ONLINE, PONTIANAK-Bajak laut bersenjata api telah meresahkan nelayan di Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Bajak laut itu diduga telah beraksi melakukan perompakan sejak Bulan Ramadan lalu.
Keberadaan mereka telah mengganggu aktivitas dan keselamatan nelayan selama melaut.
Petugas di Kantor Camat Kepulauan Karimata Yerry Syulasman mengatakan pembajak itu merampas barang-barang nelayan seperti solar, beras, ikan hasil tangkapan, dengan total kerugian kurang lebih Rp 16 juta.
"Kami sudah melaporkan hal tersebut ke bupati dan aparat hukum di Polres Kayong Utara," kata Yerry Syulasman saat dihubungi, di Sukadana, Minggu (6/6) dikutio dari JPNN
Menurutnya, para bajak laut itu mengintai dan menjarah nelayan saat menangkap ikan di Kepulauan Karimata.
Dia menegaskan bajak laut tersebut dalam melakukan aksi juga menggunakan senjata api.
Menurutnya, aksi bajak laut itu telah terjadi sejak Ramadan lalu.
Pihaknya sudah melapor ke pihak berwajib, tetapi sampai saat ini belum ada pelaku yang ditangkap.
"Nelayan kami di Kepulauan Karimata merasa sangat takut dengan aksi perompak itu yang sewaktu-waktu bisa meneror mereka ketika sedang mencari ikan di lautan lepas," ujarnya pula.
Dia mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan sebanyak tiga kapal yang menjadi korban aksi bajak laut yang menghantui perairan Karimata.
Berdasarkan laporan tersebut, didapat informasi bajak laut tersebut beraksi pada malam hari dengan jumlah pelaku cukup banyak.
"Ada tiga pemilik kapal nelayan yang sudah melapor ke kami yaitu KM Batara 2, KM PO Saedon, dan KM Anugrah. Ketiganya ini terjadi di pertengahan Ramadan kemarin hingga sekarang," ujar dia.
Menurut keterangan nelayan tersebut, pelaku menggunakan kapal bermesin 4 silinder dengan modus ingin menguasai barang-barang milik nelayan dengan menggunakan senjata api yang ditodongkan.
"Dari keterangan korban, pelaku perompak itu diperkirakan berjumlah kurang lebih tujuh orang, dan menurut mereka menggunakan kapal dengan mesin 4 silinder," kata dia lagi.
Kepulauan Karimata merupakan salah satu sentra perikanan di Kabupaten Kayong Utara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung