Pak Rektor Curiga Penantang Gibran di Pilwalkot Solo Hasil Rekayasa

Bajo3.jpg
(suara.com)

RIAU ONLINE, JAKARTA- Bagyo Wahyono-FX Suparjo dinyatakan lolos verifasi vaktual sehingga bisa mendaftar menjadi bakal calon pilwakot solo.

Namun lolosnya pasangan tukang jahit-RW ini dianggap janggal oleh  Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar.

Musni curiga dengan lolosnya pak RW, penantang Gibran Rakabuming Raka, di Pilkada Solo.

Ia berharap penantang anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu bukan rekayasa belaka.

Hal itu disampaikan oleh Musni melalui akun Twitter miliknya @musniumar. Musni menyebut untuk maju di Pilkada dengan jalur independen diyakini membutuhkan uang tak sedikit.

"Maaf untuk mengumpulkan dukungan calon melalui perorangan memerlukan uang yang tak sedikit," kata Musni seperti dikutip Suara.com, Senin 24 Agustus 2020.

Untuk maju di Pilkada melalui jalur independen, si bakal calon harus menyiapkan suara dukungan yang tak sedikit.

Mereka harus melakukan foto kopi terhadap KTP warga yang mendukungnya.

Tentu jumlahnya mencapai puluhan ribu sehingga menelan biaya yang tak sedikit.



"Ada tim di lapangan, tim di dalam dan harus foto kopi KTP dalam jumlah yang besar," ungkapnya.

Hal itulah yang membuat Musni merasa curiga. Ia bertanya-tanya siapa sosok di belakang tukang jahit dan pak RW, Bagyo Wahyono-FX Suparjo, yang membiayai semua keperluan pencalonan.


"Siapa yang biayai? Semoga bukan rekayasa," tutur Musni.

Rektor UIC curigai siapa pemasok dana pencalonan pak RW penantang Gibran (Twitter/musniumar)

Rektor UIC curigai siapa pemasok dana pencalonan pak RW penantang Gibran (Twitter/musniumar)

Kumpulkan 38.831 suara

Bagyo Wahyono dan FX Supardjo lolos menjadi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo independen. Mereka berhasil mengumpulkan syarat 38.831 suara.

Jumlah itu melebihi dari syarat yang ditetapkan KPU Solo untuk menjadi calon independen, 35.870 pendukung.

Mereka menyatakan akan menyatu dengan rakyat melawan anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Kota Solo. Mereka adalah seorang penjahit dan ketua RW.

Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta, Jawa Tengah, memutuskan Bajo lolos verifikasi faktual (verfak), Mereka juga berhak mendaftar diri sebagai peserta pilkada setempat, 4—6 September 2020.

Keputusan itu diputuskan usai Rapat Pleno Rekapitilasi Dukungan Balon Perseorangan dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta 2020 masa perbaikan di Solo, Jumat 21 Agustus 2020.

Pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta 2020, pasangan Bajo mencatatkan sejarah karena menjadi pasangan pertama yang maju sebagai kontestasi melalui jalur perseorangan.

Bajo merupakan satu-satu pasangan calon menjadi pesaing dari pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang diusung dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Balon Wali Kota Surakarta Bagyo Wahyono segera melakukan konsolidasi sukarelawannya, kemudian menggalang koalisi dengan rakyat.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com