Dokter Sebut Paru-paru Pasien Covid-19 Seperti Orang yang Berada di Ketinggian/Paru-paru/shuterstock
(Shutterstock)
RIAU ONLINE, JAKARTA-Kondisi paru-paru pasien yang terserang covid-19 bikin bingung para dokter. Pasalnya hasil pemindaian paru mereka justru menunjukkan paru-paru yang sehat.
Kondisi ini juga membingungkan banyak dokter ketika menjelaskan mengapa sebagian pasien tampak memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darah mereka seperti dilansir dari Medical Daily.
Para dokter mengklaim bahwa hal tersebut tak muncul pada orang yang kemungkinan adalah carrier dan tak terlihat kesulitan bernapas, demikian menurut WebMD.
Cuplikan foto dari video 3D paru-paru pasien Covid-19 di Amerika Serikat. [Youtube/Surgical Theater]
"Kebanyakan para pasien ini memiliki kadar oksigen yang rendah, namun paru-paru mereka tidak nampak buruk," kata Todd BUll, MD, direktur dari Center of Lungs and Breathing diUniversity of Colorado School of Medicine.
Saat diminta menjalani rontgen, paru-paru para pasien yang positif Corona Covid-19 tidak terlalu membantu. Beberapa pasien memiliki paru-paru yang suram, walau kebanyakan berwarna hitam yang mengindikasikan telah terisi penuh dengan udara.
Secara umum, paru-paru ini terlihat cukup sehat. Akan tetapi satu dokter memiliki penjelasan logis mengenai mengapa kadar oksigen di pasien Corona Covid-19 cukup rendah.
Cameron Kyle-Sidell, MD, yang bekerja di unit gawat darurat dan seorang dokter perawatan kritis di Maimonides Medical Center di Brooklyn mengatakan kasus ini mirip dengan kondisi paru-paru saat berada di ketinggian.
Ia mengklaim seakan pasien-pasien ini sedang terjebak di pesawat di ketinggian 30 ribu kaki atau 9 kilometer dan tekanan kabin perlahan terlepas. Para pasien ini nantinya perlahan akan kehabisan oksigen.
Oleh karena itu, mendiagnosis apa yang benar-benar mempengaruhi seseorang yang berurusan dengan virus Corona Covid-19 mungkin perlu perhatian lebih dalam pada paru-paru seseorang.
Menurut Luciano Gattinoni, MD, seorang dosen tamu anestesi dan perawatan intensif di University of Gottingen di Jerman dan salah satu pakar dunia dalam ventilasi mekanis, masalahnya mungkin terletak pada pembuluh yang rumit dari pembuluh darah paru-paru.
Ia menjelaskan saat paru-paru mengalami kerusakan, pembuluh darah yang membawa darah melalui paru-paru akan menutup. Maka dari itu, darah dapat dikeluarkan dari area yang rusak ke area yang masih berfungsi dengan baik.
Akan tetapi Gattinoni merasa bahwa beberapa pasien Corona Covid-19 tidak sanggup akan hal ini, yang berarti darah masih mengalir melalui bagian paru-paru yang rusak.
Beberapa dari mereka merasa seperti bisa bernapas dengan baik, tapi tanpa sadar oksigen mereka ikut turun pada saat yang sama.
Soal penggunaan ventilator, mesin yang membantu pasien bernapas lebih baik, Gattinoni menjelaskan alat ini bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru karena adanya tekanan yang tinggi.
Maka dari itu ia mengimbau kepada para dokter untuk berhati-hati dalam mendiagnosis pasien dan merekomendasikan penggunaan ventilator hanya ketika dibutuhkan dan tidak sesering mungkin.
Artikel ini sudah tebrit di Suara.com