Penampakan Remaja Pembunuh Balita yang Idolakan Slender Man dan Chucky/Remaja pembunuh/kolase/isitimewa
(istimewa)
RIAU ONLINE, JAKARTA-Remaja perempuan pembunuh balita, NF (15 tahun) ternyata doyan menonton film kekerasan dan mengidolakan tokoh Slender man. Pelajar ini mengaku karena sering menonton film horor seperti Chucky dan Slenderman.
Polisi juga menemukan tulisan tangan pelaku dan sketsa-sketsa yang beberapa diantaranya menggambarkan kekerasan.
Berikut ini seputar tokoh Slenderman yang jadi inspirasi aksi keji NF:
1. Karakter Fiksi
Slender Man atau slenderman adalah karakter fiksi yang berasal dari meme internet yang muncul pertama kali di forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen dengan nama Victor Surge pada tahun 2009. Slenderman digambarkan sebagai sosok pria tanpa wajah dengan badan tinggi mengenakan jas yang berbaur dengan sejumlah anak-anak di taman bermain.
Knudsen yang menggambar sosok Slenderman misterius itu terinspirasi dari karya-karya novelis horor seperti Stephen King hingga film Phantasm (1979). Karena sosok misterius tersebut, gambar hasil imajinasinya pun populer di komunitas internet.
2. Iblis Pertama Dunia Maya
Salah satu fakta Slenderman adalah sosok misterius ini menjadi urban legend di dunia maya. Dalam cerita yang tersebar, Slenderman seringkali dikenal sebagai sosok tanpa wajah yang senang mendekati anak-anak. Warganetpun menyebut kalau Slenderman merupakan iblis pertama yang lahir di dunia maya.
3. Peristiwa Berdarah
Berkat kepopuleran Slenderman, banyak peristiwa-peristiwa berdarah yang dilakukan oleh para remaja. Di tahun 2014 di Waukesha, Wisconsin AS ada dua gadis berusia 12 tahun bernama Morgan Geyser dan Anissa Weir menikam seorang temannya sebanyak 19 kali. Hollywoodlife menyebut keduanya mengaku pada polisi kalau aksi penikaman tersebut sudah direncanakan. Beruntung korban berhasil diselamatkan setelah ditemukan sekarat.
Setelah diperiksa polisi, keduanya pun menyebut kalau Slenderman adalah sosok mitologis favoritnya. Morgan Geyser tak merasa menyesal atas perbuatannya.
Kasus pembunuhan terinspirasi dari Slenderman juga pernah menggemparkan Skotlandia. Aaron remaja berusia 16 tahun asal Skotlandia tega menculik dan membunuh seorang gadis kecil bernama Alesha pada Juli 2018. Silansir dari BBC, Alesha juga sempat diperkosa dan kemudian ditusuk sampai ratusan kali di sebuah hutan. Kasus pembunuhan Alesha dianggap sebagai kejahatan paling mengerikan dalam sejarah hukum Skotlandia.
Di persidangan Aaron mengaku ia terinspirasi dari tokoh Slenderman. Gerak geriknya pun tak seperti orang berslaah. Aaron merasa puas setelah berhasil membunuh Alesha. "Yang kupikirkan adalah membunuhnya begitu aku melihatnya," ujar Campbel dalam persidangan.
4. Diangkat Jadi Film
Berkat kepopulerannya, Slenderman akhirnya diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun 2018 dengan judul "Slender Man" (https://www.detik.com/tag/slenderman) . Film ini dibuat oleh Sylvain White serta ditulis oleh David Birke dan di Indonesia sendiri dirilis pada Agustus 2018.
Sinopsis Slenderman, film garapan Sony Pictures ini menceritakan tentang empat orang remaja yang suka berkumpul bersama. Ada Wren (Joey King), Hallie (Julia Goldani Telles), Chloe (Jaz Sinclair) Dan Katie (Annalise Basso). Ketika berkumpul mereka sering sekali bercerita tentang Slenderman dan tertarik untuk memanggilnya.
Sampai pada akhirnya mereka menemukan sebuah video di internet yang dipercaya bisa memanggil sosok si misterius sang penculik anak-anak. Dan kejanggalan demi kejanggalan pun mulai terjadi.
5. Film Horor Miskin Kengerian
Film Slender Man yang mendapatkan angka 3,2 dari 10 itu berdurasi 1 jam 31 menit. Tidak seseram peristiwa nyata yang terjadi pada remaja di beberapa negara, film Slender Man tahun 2018 justru dinilai setengah-setengah. Film ini adalah contoh bagaimana sebuah mitos saat diproduksi dengan effort setengah-setengah dan skrip yang malas akan menjadi sebuah horor yang membosankan.
Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si selaku Psikolog tumbuh kembang anak mengatakan potensi untuk terinspirasi dari film cukup besar. Tontonan yang mengerikan dapat mempengaruhi memori masa lalu anak dan memicu anak untuk berbuat kejam.
Artikel ini sudah terbit di Detik.com