RIAU ONLINE, SURABAYA-Tejo Suprakoso terlihat santai saat memakan 'sarapannya' pagi itu. Setelah hampir 60 menit, dia mampu menelan ular tanah tersebut secara sempurna. Ular santapannya tidak bisa berbuat banyak karena telah dipatuk Tejo sehingga lemas.
Tejo bukanlah manusia. Dia adalah King Kobra perliharaan Suryo Negoro Basuki. Pemuda asal Kabupaten Madiun ini sudah bertahun-tahun hidup bersama king kobra. Ia bahkan tidur sekamar dengan hewan peliharaan ekstremnya.
King kobra tersebut berusia 12 tahun dengan berat 13 kg dan panjangnya sampai 4,3 meter. Pemuda 29 tahun itu memberi nama peliharaannya itu .
Saat Madiunpos.com--jaringan Suara.com--datang ke rumahnya di RT 012/RW 003, Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Minggu 2 Febaruari 2020 lalu, Suryo atau yang akrab disapa dengan nama Sinyo itu sedang memberikan makan king kobra-nya berupa seekor ular tanah. Terlihat bagaimana si raja kobra ini menggigit dan melahap mangsanya.
Butuh waktu sekitar satu jam untuk Tejo menelan seluruh badan ular yang panjangnya mencapai 2 meter itu. Ular tanah mangsanya itu pun tampak lemah setelah menerima gigitan berbisa dari sang raja kobra. Ular kecil itu beberapa kali terlihat melawan sang raja dengan menggigit tubuhnya.
Namun, sang raja kobra tidak merasa mendapatkan serangan itu. Tejo dengan tenang dan seksama melumat tubuh ular malang itu dengan perlahan.
Sinyo menceritakan Tejo merupakan hewan peliharaan kesukaannya. Ia mengaku sudah jatuh hati pada Tejo sehingga ia selalu merawat binatang buas itu dengan penuh kasih sayang.
Pemuda yang kini bekerja di tempat wisata Umbul Square Madiun itu mengatakan Tejo sudah dirawatnya sejak masih kecil. Ia mendapatkan Tejo bayi dari temannya di Surabaya.
Setelah mendapatkan anakan king kobra itu, ia pun mulai merawatnya. Saat masih kecil, Tejo selalu ditempatkan di kandang. Hal ini karena bayi king kobra jauh lebih berbahaya dibandingkan setelah dewasa.
"Saya mulai pelihara ini dari bayi lah. Sampai satu tahun, saya enggak berani pegang king kobra ini dan ditempatkan di kandang terus. King kobra yang masih kecil justru berbahaya karena sembarangan dalam menggigit. Kalau yang dewasa pola penyeranganya bukan seperti itu," kata dia.
Untuk makannya, Sinyo selalu memberikan anakan tikus dan ular. King kobra merupakan salah satu jenis ular kanibal atau yang memakan sesama ular.
Setelah dewasa, Sinyo mengaku baru berani memegang Tejo. Ia mengaku belum pernah digigit atau pun diserang hewan melata itu. "Ular king kobra ini tidak bisa jinak. Makanya saya membatasi diri untuk melakukan kontak langsung dengan si ular," jelasnya.
Saat masih kecil, Tejo pernah mengalami sakit dan hampir dua bulan tidak mau makan. Saat itu, ia membawanya ke dokter hewan, tetapi malah ditolak dokter hewan karena tidak berani mengobati hewan ini.
"Si Tejo ini dari kecil memang agresif. Sampai sekarang pun tetap galak, karena sudah menjadi karakternya," kata dia.
Setelah bertahun-tahun merawat si Tejo hingga sekarang, Sinyo mengaku sudah menemukan chemistry dengan si ular. Ia pun beranggapan si ular pun juga sudah nyaman dengannya. Hal itu dibuktikan dengan si Tejo tidak pernah menyerangnya meski berada di lokasi yang sama.
Ia pun kerap tidur bersama si Tejo di kamarnya. Bahkan, tubuh Sinyo kerap dilewati sang raja kobra. Tetapi Tejo tidak pernah menyerang atau menggigitnya.
Meski demikian, ia mengaku kadang ada rasa takut. Terlebih ular jenis ini karakternya tidak bisa jinak dan memiliki bisa paling mematikan. Saat istrinya di rumah, Sinyo selalu mengandangkan Tejo karena khawatir akan menyerang istrinya yang belum terlalu dikenal.
"Istri saya saat ini kan kuliah di Solo. Kalau pulang ke rumah ya pasti saya taruh ke kandang. Ya ada ketakutan juga," kata dia.
Tejo diberi makan sepekan sekali. Pakannya memang khusus ular. Ini dilakukan supaya ular itu mengonsumsi sesuai rantai makanannya.
Artikel ini sudah terbit di Suara.com