RIAU ONLINE, MEDAN-Kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin akhirnya terkuak. Sang pelaku ternyata adalah istri Jamaluddin yakni Zuraida Hanum. Ironisnya, Zuraida akan menikahi eksekutor pembunuh suaminyam Jefri Pramata setelah sukses membunuh suami.
Informasi itu terkuah saat polisi merekonstruksi pembunuhan yang menewaskan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin. Lokasi rekonstruksi digelar di Cafe Coffee Town, Kota Medan, Senin 13 Januari.
Cafe Coffee Town menjadi lokasi rencana pembunuhan Jamaluddin yang disiasati istrinya, Zuraida. Dia menghabisi suaminya dengan bantuan eksekutor yang juga menjadi selingkuhannya, Jefri Pratama, dan adik Jefri, Reza Fahlevi.
Dari rekonstruksi tersebut, terungkap bahwa usai membunuh Jamaluddin, Zuraida berencana menikah dengan Jefri. Di lokasi itu, Jefri menceritakan kondisi pernikahan Zuraida yang tidak harmonis kepada Reza. Dengan harapan, Reza mau membantu membunuh Jamaluddin.
Rekonstruksi pembunuh hakim Jamaluddin, Medan
Tersangka pembunuh hakim Jamaluddin, Zuraida Hanum jalani rekonstruksi di Kafe Warung Every Day, Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
"Kakakmu, ada bermasalah sama suaminya. Suaminya selama ini suka marah-marah sama orang tua Kak (Zuraida) Hanum dan suaminya merendahkan keluarga Kak Hanum. Kak Hanum enggak bisa kalau terus bersama suaminya, dia mau suaminya dibunuh," ujar penyidik menirukan dialog Jefri saat rekontruksi.
Setelah dialog tersebut, Zuraida juga mengatakan kepada Reza soal keinginannya menikah dengan Jefri usai membunuh suaminya.
"Iya, memang kami mau nikah sama Bang Jefri, enggak main-main, selama ini kakak sudah lama tidak tahan, sudah lama sakit hati," ujar penyidik menirukan dialog Zuraida kepada Reza.
Saat ditanya soal komunikasi-komunikasi tersebut, ketiga tersangka, Jefri, Reza, dan Zuraida membenarkannya. Usai mendengar keluhan Zuraida, Reza menyetujui rencana itu. Dia diming-imingi bisa berangkat umrah dan uang ratusan juta.
Mengenai hal ini, Zuraida dan Jefri punya pandangan berbeda. Kata Zuraida, dia hanya menjanjikan umrah. "Maksud saya Rp 100 juta ini untuk umrah berempat bersama ibunya (Reza)," tutur Zuraida.
"Saya tidak ada janjikan uang Rp 100 juta, tapi (uang) untuk biaya umrah," tambahnya.
Sementara menurut Jefri, Zuraida akan memberikan Reza uang Rp 100 juta plus biaya umrah. "Yang saya tahu akan memberikan uang kepada kepada adik saya (Reza) Rp100 juta, lain dari pada umrah. Umrah itu kami bertiga, saya, Hanum dan adik saya. Karena adik saya, Reza, tidak mau, (jadi) digantikan sama mamak-nya," ujar Jefri.
Di tempat itu, Zuraida memberikan uang Rp 2 juta kepada Reza. Uang itu digunakan untuk membeli baju hingga handpone di Pasar Melati, Kota Medan.
Terpisah, Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Andi Rian, belum bisa memastikan hubungan asmara Zuraida dengan Jefri. Pihaknya masih mendalami informasi tersebut.
"Nanti akan kita lihat pada rekronstruksi yang kedua pada saat (rekronstruksi) eksekusi," ujar Andi Rian.
Andi Rian mengatakan, rekonstruksi tahap pertama berisi rencana pembunuhan, yang melibatkan lima tempat berbeda, yakni di Warung Everyday, Warung Kelontong di Rumah Reza, Coffee Town, Pasar Melati dan Fika Cafe.
Polisi rencananya juga akan menggelar rekonstruksi tahap II, yaitu proses pembunuhan yang dilakukan tiga pelaku terhadap Jamaluddin.
Jamaluddin ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Prado, Jumat (29/11), di Dusun II Namo Bintang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Setelah menyelidiki hampir 40 hari, polisi berhasil mengungkap otak pembunuhan Jamaluddin adalah Zuraida.
Zuraida nekat menghabisi suaminya karena tidak tahan dengan tingkah laku Jamaluddin yang kerap berselingkuh dengan banyak perempuan.
"Dia selalu mengkhianati saya. Saya lagi hamil pun dia bawa perempuan ke rumah. Saya sudah mengadu ke keluarganya dan mengadu ke kakak kandungnya, adik kandungnya, tapi mereka tak berdaya apa-apa," ujar Zuraida saat proses rekronstruksi di Warung Every Day.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com