RIAU ONLINE, JAKARTA-Pernyataan Nevi Zuariana soal 'tembak mati' terhadap Andre Rosiade berbuntut panjang. Setelah wacana Partai Gerindra SUmbar menginisiasi hak interpelasi terhadap Gubenrur Irwan Prayitno muncul screen yang penyataan soal 'Tembak Mati' di grup wa di Sumbar. Untuk diketahui Nevi dan Andre adalah anggota DPR RI
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) meminta anggota Komisi VI itu mengklarifikasi pernyataan 'tembak mati' yang ditujukan kepada rekannya di DPR, Andre Rosiade.
"Ya tentu silakan diberikan klarifikasi sehingga tidak ada hal-hal yang membuat masyarakat merasa tidak nyaman dengan pernyataan itu. Tapi kalau misalnya ada pernyataan, itu kan pernyataan yang emosional dan tidak pada tempatnya dan tidak ada maknanya. Itu hanya ungkapan emosional saja. Itu yang harus dijaga," kata Wakil Ketua MKD Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Minggu 15 Desember 2019.
Saleh mengatakan sesama anggota DPR harus saling menghormati dan menjaga tata krama serta etika dalam berbicara. Menurutnya, tak seharusnya Nevi mengeluarkan pernyataan yang emosional.
"Tentu kita harus saling menghormati di DPR itu ya. Sesama anggota DPR memang harus menjaga tata krama dan etika berbicara, sehingga tidak menyakiti seseorang atas pernyataan yang disampaikan. Kedua, kita menyayangkan jika ada ungkapan-ungkapan yang disampaikan berlebihan terkait dengan tanggapan suatu masalah," katanya.
Lagi pula, menurut Saleh, apa yang disampaikan Andre terkait kinerja Irwan masih dalam konteks menjalankan tugas sebagai anggota DPR. "Kalau menurut saya, sebetulnya apa yang disampaikan Andre itu masih dalam konteks tugasnya, tugas pengawasan pejabat publik dalam hal ini anggota DPR. Jangankan anggota DPR, masyarakat pun boleh menyampaikan jika dirasa ada yang salah," ujar Saleh.
Artikel ini sudah terbit di Detik.com