(Detikcom)
Senin, 20 Agustus 2018 14:09 WIB
(Detikcom)
RIAUONLINE, PROBOLINGGO - Peringatan HUT RI ke-73 di Kota Probolinggo, Jawa Timur mendadak viral di media sosial.
Pasalnya, salah satu kelompok peserta pawai mengenakan atribut yang mengejutkan, yaitu bercadar dan berjubah hitam serta membawa 'senjata'.
Dikutip dari Detikcom, Senin 20 Agustus 2018, pesertanya adalah anak-anak TK dan PAUD. Setelah ditelusuri, ternyata peserta yang mengenakan jubah dan cadar ini berasal dari TK Kartika V 69.
Yang tak kalah mengejutkan, belakangan diketahui jika sekolah ini binaan Kodim 0820 Probolinggo.
Hal ini dipastikan Kepala Dinas Pendidika, Pemuda dan Olahraga Kota Probolinggo, Muhammad Maskur.
"Dari 158 peserta, hanya satu peserta yang mengenakan jubah dan cadar yakni TK Kartika V 69," ujar Maskur kepada wartawan.
TK Kartika V 69 lantas menjadi sorotan. Sang kepala sekolah, Hartatik (50) kemudian mencoba memberikan klarifikasi.
Baca Juga
Menurutnya, seragam yang dikenakan anak didiknya saat pawai budaya, bukan seragam baru, melainkan memfungsikan seragam lama yang dimiliki sekolahnya.
"Untuk menghemat beban biaya wali muridnya," ujar Hartatik.
Ia juga menegaskan tidak ada niatan untuk mengajarkan kekerasan kepada anak didiknya, apalagi yang berbau terorisme. Ia pun menyadari jika telah melakukan kesalahan.
"Anak-anak mengenakan seragam pawai bercadar dan menenteng senjata itu mengangkat tema "Perjuangan Bersama Rosulullah Untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa". Bukan menunjukkan hal yang berbau teroris yang dimaksud warganet, saya minta maaf kalau memang saya salah," tegasnya saat ditemui wartawan.
Sedangkan ketua panitia pawai budaya, Supini (50) mengaku kecolongan dan lalai karena tidak melakukan seleksi.
"Saya selaku ketua panitia minta maaf, merasa lalai tidak melakukan selektif peserta pawai budaya ini, dan akhirnya acara pawai budaya dari peserta menggunakan baju cadar bertema pasukan Rosulullah saat memerangi orang kafir," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Dandim 0820 Probolinggo di mana TK Kartika V 69 bernaung. Ia pun meminta maaf atas keteledoran yang dilakukan pihaknya.
"Saya sudah koordinasi ke pihak sekolah, dan diakui bahwa aksesoris yang dipakai, murni memanfaatkan barang-barang yang ada. Tidak ada unsur lainnya, baik niatan menyebarkan faham radikalisme ataupun terorisme," kata Dandim 0820 Probolinggo Letnan Kolonel Depri Rio Saransi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id