RIAU ONLINE - Ind Police Watch (IPW) mengimbau Polri untuk menyikapi dengan serius terkait permintaan Presiden Joko Widodo di perayaan Hari Bhayangkara 2018, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme. Terlebih lagi, pelaksanaan Asian Games hanya tinggal lima pekan. Untuk itu, Polri perlu menjamin keamanan terutama kepata atlet dan offisial asing.
IPW menegaskan, Polri tidak boleh lengah dan ceroboh serta mengunci rapat ruang gerak teroris, mengingat pelaksanaan Asian Games akan melibatkan banyak warga negara asing, baik atlet maupun offisial.
Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, permintaan Presiden Jokowi adalah sebuah peringatan yang tidak bisa ditawar dan Polri harus bekerja keras mengamankan even Asian Games dari ancaman teror
"Jika Polri lengah dan terjadi aksi teror dipastikan para peserta Asian Games akan ketakutan dan pulang ke negaranya masing masing dan Asian Games akan ditinggal pesertanya," ungkap Neta, Rabu, 11 Juli 2018.
Dari informasi yang diperoleh IPW pasca meledaknya bom di Pasuruan Jatim pada 5 Juli 2018, Neta menyebutkan, ada pergerakan jaringan teroris ke wilayah Jabodetabek dan Sumbagsel.
Sementara hingga saat ini, ungkap Neta, jajaran kepolisian sudah berhasil mengantisipasinya, dengan cara melakukan pembersihan. Terbukti sepanjang 9 Juli 2018 dari pukul 09.30 hingga 21.00, kepolisian berhasil melakukan penggerebekan di lima lokasi, mulai dari Bekasi, Jakarta, hingga Depok. Sebanyak 21 terduga teroris ditangkap. Bahkan di Kemayoran Jakpus, polisi menyita sejumlah amunisi, mortir, anak panah dan lainnya.
"Sementara di Depok, polisi menangkap lima orang berasal dari Sukabumi dan Jateng. Dari kelompok Lukman ini polisi menyita sejumlah dokumen. Dari dokumen inilah polisi kemudian mencurigai bahwa kelompok Lukman hendak menebar sejumlah aksi teror di Jakarta," urainya.
IPW memberi apresiasi pada Polri yang sudah berhasil meringkus sejumlah terduga teroris ini. Namun, polisi harus tetap melakukan pagar betis.
"Soalnya, pelaku bom Pasuruan belum juga tertangkap. Yang bersangkutan berhasil melarikan diri dengan membawa ransel yang diduga berisi bahan peledak," ujarnya.
Neta membeberkan pelaku bom Pasuruan diduga memiliki jaringan teror di Aceh, Banten, dan Jatim. Selain itu, pergerakan kelompok tertentu di Sumbagsel perlu juga diantisipasi kepolisian. Sebab hingga kini belum ada penggerebekan dan penangkapan di wilayah Sumbagsel. Menurutnya, Polisi sepertinya hanya fokus di wilayah Jabodetabek dan berhasil melakukan penggerebekan di lima lokasi.
"Padahal pelaksanaan Asian Games dari 18 Agustus hingga 2 September berlangsung di Jakarta dan Palembang. Untuk itu polisi perlu melakukan pagar betis di wilayah Sumbagsel, sehingga pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang benar-benar aman," tutupnya.