SEORANG terduga teroris diangkut ke atas mobil pick up bak terbuka oleh Polisi usai dilumpuhkan dalam penyerangan Mapolda Riau, Rabu, 16 Mei 2018, pukul 09.00 WIb.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE - Korban jiwa berjatuhan setelah serangan keji para teroris dengan bom bunuh diri di tempat keramaian. Insiden mengerikan itu bahkan meninggalkan luka mendalam.
Apa alasan para teroris di balik aksi teror dan tega membunuh orang-orang tak bersalah?
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membeberkan pengakuan para teroris yang melakukan serangan bom bunuh diri. Tito mengatakan dalam pemikiran para teroris, jika terbunuh maka mereka akan langsung masuk surga.
"Ini yang sering kita temukan dalam serangan bom bunuh diri. Para terorisme melilitkan bom di badannya, dengan harapan meninggal dunia dan langsung masuk surga," jelas Tito, melansir merdeka.com, Senin, 21 Mei 2018.
Menurut Tito, para teroris nekat meledakkan diri, bahkan membunuh petuga kepolisian, adalah kesengajaan untuk berperang melawan petugas. Para teroris, kata Tito, meyakini jika kontak senjata dan mereka membunuh bisa mendapat pahala.
"Seperti (penyerangan) di Polda Riau kita melihat 5 orang naik Avanza dia nabrak petugas dia yakin dia dapat pahala membunuh polisi. Dia tahu ada senjata tapi dipikiran mereka, mereka keluarkan parang berapapun yang dia serang dia bunuh dia dapat pahala. Kalau dia ditembak fine dia akan masuk surga," kata Tito.
Mirisnya, bom diri yang dilakukan pelaku teroris hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Namun pengakuan teroris, mereka tak ingin bunuh diri tanpa ada korban.
"Saya pernah menangkap pelaku bom di Kedutaan Australia di Bogor sekarang di Nusa Kambangan. Ketika kita tangkap dua-duanya nangis di kendaraan itu. kenapa kamu nangis? kenapa kita enggak ada kontak (tembak-tembakan). Kenapa saya tidak bisa membunuh bapak? dan kenapa bapak tidak membunuh saya. saya kehilangan waktu untuk masuk surga," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Saya sampaikan kalau gitu kamu bunuh diri saja abis ini," Lanjut Tito. "Saya masuk neraka kalau bunuh diri. Kalau dalam kontak masuk surga," ujar Tito.
Menurut pengakuan teroris, serangan bom bunuh diri adalah jihad di jalan Allah. Bahkan, mantan teroris bom Bali, Ali Imron membenarkan pengakuan tersebut. Ali Imron membeberkan alasan di balik banyaknya jaringan seperti ISIS yang melegalkan bom atas nama jihad Fi Sabilillah. Banyak jaringan atau kelompok yang membelokkan apa arti dari jihad sesungguhnya. Sehingga banyak yang menyalahkan makna jihad untuk membunuh atau melakukan bom bunuh diri dengan harapan mati syahid.
Padahal, jihad bukan bertujuan seperti apa yang dipahami para teroris. Jihad fi sabilillah bukanlah tindakan balas dendam dan menzalimi kaum yang lemah, tetapi sebaliknya untuk melindungi kaum yang lemah dan tertindas di muka bumi. Jihad juga bertujuan bukan semata-mata untuk membunuh orang kafir dan melakukan teror terhadap mereka, karena Islam menghormati hak hidup setiap manusia. Tetapi jihad disyariatkan dalam Islam untuk menghentikan kezaliman dan fitnah yang mengganggu kehidupan manusia.