RIAU ONLINE, JAKARTA - Memasuki hiruk pikuk tahun politik di Indonesia, nama Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sering kali muncul dan digadang-gadang bakalan ikut meramaikan pesta politik ini.
Apalagi, sejak 1 April 2018, sang jenderal resmi purnatugas di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang artinya statusnya pun berubah dari militer ke sipil.
Caranya berpamitan dari dunia militer juga terbilang unik. Yakni melalui akun Twitternya @Nurmantyo_Gatot yang bertautan dengan akun YouTube Gatot Nurmantyo Soewantyo.
Terlihat sebuah video perpisahan itu berisi narasi yang dibaca sendiri oleh Gatot. Di dalamnya juga terdapat foto-fotonya
Foto-foto kiprahnya selama meniti karier di TNI hingga berpangkat jenderal berseliweran sepanjang video. Di bagian akhir, Gatot mengenakan kemeja putih dibalut jas hitam muncul.
"Sejalan dengan jiwa keprajuritan yang terus merekat erat, apabila Republik ini memanggil dan rakyat menghendaki, tentunya dengan semangat patriotisme saya selalu siap memberikan yang terbaik bagi NKRI yang sangat saya cintai," katanya di bagian penutup.
Apakah pesan itu merupakan isyarat Gatot membuka diri dipinang partai politik?
Hanya ia yang tahu. Yang jelas, dalam keterangan persnya, Gatot juga menyinggung soal hak politiknya sebagai warga sipil.
"Mengabdi kepada nusa-bangsa tak selalu berarti harus memanggul senjata, dan mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang," tulisnya di keterangan pers seperti dikutip dari laman Liputan6.com, Selasa 3 April 2018.
Gelagat Gatot akan terjun ke dunia politik sebenarnya sudah diendus para pengamat sejak lama. Namanya akrab muncul di survei-survei politik sebagai salah satu calon panas jelang pemilihan presiden tahun depan.
Apalagi, jelang pensiun, manuver politik Gatot makin terasa. Wasekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Rosiade mengungkapkan, pertemuan empat mata Gatot dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terjadi awal Maret lalu. Pembicaraan keduanya menyinggung Pemilihan Presiden 2019.
"Dibahas detail Pak Gatot dan keinginannya berpartisipasi di Pilpres 2019. Intinya mereka sudah bertemu-lah," kata Ahmad Rosiade, Jakarta, Senin, 19 Maret 2018.
Prabowo, kata Rosiade, menerima aspirasi Gatot dengan baik. Dia juga akan merembukkan keinginan Gatot dengan partai koalisi.
"Pak Prabowo sebagai senior, Pak Gatot sebagai junior, ya Beliau tahu keinginan Pak Gatot seperti apa. Jadi Pak Prabowo mendengarkan saja aspirasi Pak Gatot. Pak Prabowo menyampaikan nanti akan kami bahas dengan koalisi. Intinya Pak Prabowo mendengarkan-lah," tutur Andre.
Ditawari Masuk Partai
SEBALIKNYA, Gatot juga mengaku ditawari Prabowo Subianto bergabung ke partai berlambang kepala elang tersebut. Tawaran itu meluncur ketika keduanya bertemu.
"Beliau menyampaikan, kalau nanti mau bergabung, saya (Prabowo) terbuka," ujar Gatot, saat berdiskusi dengan media massa, di Jakarta Selatan, Kamis, 29 Maret 2018 malam.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu mengaku belum bisa membicarakan kemungkinan tersebut lebih lanjut. Pasalnya, ia masih menjadi tentara aktif waktu itu.
"Saya kemudian bilang, Pak, saya belum bicara masalah itu. Sebagai seorang negarawan dan patriot, pasti Bapak jawabannya sama dengan saya, kalau Bapak ditanya, enggak boleh berpolitik praktis," kata mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu.
Gatot juga membenarkan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terjadi setelah dia meminta waktu untuk bertemu.
Namun, dia tidak merinci tempat dan waktu pertemuan itu terjadi. Yang jelas, menurut Gatot, tujuan pertemuan tersebut adalah untuk berterima kasih kepada Prabowo.
"Pada saat akan melaksanakan fit and proper test di DPR, saya datang ke Ibu Megawati Soekarnoputri. Saya datang ke Pak SBY. Saya juga datang ke Pak Prabowo dan lainnya untuk mohon doa restu. Selesai jadi Panglima TNI, maka etikanya saya sebagai orang Timur, saya ucapkan terima kasih," tutur dia.
Spanduk Dukungan
DI hari yang sama dengan masa pensiunnya, "dukungan rakyat" yang disebut-sebut Gatot di pesan perpisahannya muncul. Sebuah spanduk dipasang di kolong jalur kereta api, Jalan Pengangsaan Barat, Cikini, Jakarta Pusat.
Lokasi spanduk tersebut tak jauh dari Stasiun Cikini, juga kantor DPP Partai PPP dan PDIP, serta kantor DPD Golkar DKI, tepatnya di belokan dari arah proklamasi, menuju kantor Kecamatan Menteng.
"Kami tahu kapan kami harus bergerak!" bunyi kalimat yang ditulis dengan huruf kapital dan tebal di spanduk itu.
Di bawah tulisan itu, ada pesan lain: Pemimpin Masa Depan Indonesia 2019-2024. Memang tidak tegas menyebut kata "Presiden."
Tapi periode waktu tersebut bisa saja merujuk dengan masa pemerintahan Presiden setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019.
Di bagian kiri spanduk itu, juga terpampang wajah Gatot mengenakan baret TNI. Spanduk didominasi warna merah berpadu putih.
Jadi, mau ke mana, Jenderal? (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id