KEPALA Polri (Kapolri), Jenderal Pol Tito Karnavian, saat berbicara dalam sebuah diskusi di Markas Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu, 1 November 2017.
(VOAINDONESIA.COM)
RIAU ONLINE, JAKARTA - Sebentar lagi, masyarakat Indonesia akan memasuki pesta demokrasi. Baik itu berupa pilkada serentak 2018 di 171 daerah dan juga pilkada 2019.
Di masa-masa seperti ini, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengkhawatirkan adanya kemungkinan terjadi konflik pilkada.
Menurut Kapolri, biasanya konflik ini terjadi karena adanya kontestan yang tak siap menerima kekalahan. Sehingga memicu konflik horizontal di masyarakat.
"Kalau ada diktum ‘siap menang, siap kalah’, mudah-mudahan betul dirasakan kontestan pilkada. Tapi saya rasa sebagian besar kontestan tidak siap kalah. Mereka siapnya buat menang. Kalau mau kalah ngapain investasi segala macam, kerja keras," kata Tito di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, dikutip dari Suara.com, Selasa 27 Maret 2018.
Menurut Tito, pemilihan kepala daerah secara langsung juga turut memengaruhi kondisi masyarakat dalam pertarungan antarelite.
Dengan begitu, Tito mengakui terdapat polarisasi atau kubu-kubu dalam masyarakat yang berhadap-hadapan satu sama lain saat pilkada.
"Karena berbeda pilihan, polarisasi ada di masyarakat. Nah, dari sudut pandang penjaga keamanan, polarisasi itu adalah potensi konflik," tandasnya. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id