Instagram Blokir Akun Ustadz Abdul Somad, Ini Kata Ridwan Kamil

Abdul-Somad.jpg
(Internet)

RIAU ONLINE - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ikut berkomentar terkait ditutupnya akun Ustadz Abdul Somad oleh Instagram. Kekecewaan calon Gubernur Jawa Barat ini disampaikan lewat akun pribadi Instagramnya @ridwankamil.

Dilansir laman Suara, Minggu 25 Februari 2018, dalam bahasa Inggris, Ridwan Kamil menanyakan alasan Instagram membuang akun Ustadz Abdul Somad secara sepihak.

"Dear @instagram, what is the reason you shutting down the account of @ustadzabdulsomad? I think and testify that the content is always positive. Many people including myself learn positive content related to Islamic issues. Kindly the team of @instagram reopen that @ustadzabdulsomad account. warm regards," tulis Ridwan Kamil.

Menurut Ridwan Kamil, tak ada yang salah dalam ceramah Ustadz Abdul Somad yang disampaikan lewat Instagram dan media sosial lainnya. Malah, menurut Ridwan Kamil, banyak sisi positifnya.



"Saya selalu melihat sisi positif dari setiap orang. Saya banyak belajar tentang Islam dari ceramah-ceramah UAS. Yang tidak disepakati satu dua juga ada. Pandangan saya, bahwa kita di Indonesia harus membudayakan dialog tentang perbedaan, dialog dalam ke Pancasilaaan. Bukan dengan selalu dengan menutup akun, yang nanti ditafsir berbeda sehingga memperdalam jurang kebencian yang berkepanjangan. Hatur Nuhun," lanjut Ridwan Kamil.

Sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga enyampaikan keprihatinannya atas pemblokiran akun Instagram milik Ustadz Abdul Somad oleh Instagram. Kejadian itu baru diketahui kemarin, Sabtu 24 Februari 2018.

"Itu yang saya prihatinkan. Instagram itu apa-apaan," kata Zulkifli ditemui di Komplek Perumahan Anggota DPR Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu 25 Februari 2018.

Ketua Umum PAN mengaku sangat mengenal Ustadz Somad. Menurut Zulkifli, Ustadz Somad tidak pernah sekalipun berkata kasar atau hal-hal berbau SARA dalam dakwahnya.

Tak ada alasan rasional bagi pihak Instagram memblokir akun milik Ustadz Abdul Somad, karena yang disampaikannya di media sosial merupakan dakwah.(2)