Inilah Cerita Tokoh Riau yang Selamat dari Ledakan Bom Bunuh Diri Kampung Melayu

Mahyuddin-Yusdar.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Bom bunuh diri di halte bus Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu malam, 24 Mei 2017, pukul 21.00 WIB, meninggalkan trauma tersendiri bagi Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Riau 2012-2016, Mahyuddin Yusdar. 

Mahyuddin menceritakan, jarak dari dua bom yang meledak dengan tempat ia makan bakso bersama Anggota KIP Jakarta, Mohammad Dawam, sekitar 20 meter. Ia berjumpa Dawam untuk memberikan masukkan draft Peraturan Presiden (Perpres) Satu Data Indonesia saat ini sedang disusun. 

"Baru sempat makan bakso belum habis satu bulat bakso, terdengar bunyi ledakan. Kejadian pas di depan tempat makan bakso kami. Saya langsung meninggalkan makanan tersebut dan mendekati sumber bunyi ledakan," kata Mahyuddin kepada RIAUONLINE, Kamis, 25 Mei 2017.

Baca Juga: Tiga Polisi Dan Dua Pelaku Tewas Pada Aksi Bom Bunuh Diri Di Kampung Melayu

Dari terminal, tutuyrnya, muncul asap dan aroma menyengat. Kemudian ada seorang ibu lewat, dan mengatakan, ada tangannya di sana Pak. 

Mahyuddin yang pernah belasan tahun menjadi jurnalis, langsung menuju lokasi dan mengambil beberapa jepret foto di lokasi kejadian. Kemudian ia kembali ke warung bakso tempat ia makan. 

"Namun karena sudah melihat serpihan tubuh manusia, saya jadi tak ingin melanjutkan makan baksonya. Kemudian terdengar kembali bunyi ledakan bom, berselang lima menit kemudian," tuturnya. 



Ledakan Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu

Ledakan kedua ini membuat Mahyuddin dan Dawam semakin panik dan ketakutan. Pada ledakan kedua inilah ia kemudian mencari tempat aman untuk berlindung. 

"Baksonya juga belum dibayar, karena kami dan penjual baksonya sama-sama panik dan menjauh dari lokasi. Mbak yang jualannya entah dimana. Insya Allah, besok atau lusa saya bayar," kata Mahyuddin menirukan ucapan dari Dawam, koleganya. 

Mahyuddin baru tahu, setelah baca berita media siber dan buka media sosial, ternyata ledakan tersebut adalah bom yang memakan korban jiwa.

Klik Juga: Lima Polisi Tertembak Dalam Tragedi Sarinah Berdarah

 

"Pelaku teror bom ini sangat biadab dan kita wajib mengutuk perlakuan biadab itu. Ya Allah, tenteramkanlah negeri kami ini; jauhkan dari segala marabahaya. aamiin...

Ia juga berterima kasih kepada Allah SWT masih menyelamatkan jiwanya dari aksi bom bunuh diri tersebut. "Alhamdulillah, Allah menyelamatkan. Bertemu dengan sahabat, skenario Allah Azza Wajalla menyelamatkan saya pada kurun waktu kurang dari 5 menit sebelum ledakan. terimakasih," pungkasnya. 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline