PRESIDEN Soeharto saat bersalaman dengan dr F. Patiasina, Ketua Tim Dokter Kepresidenan untuk pemeriksaan pendahuluan kesehatannya jelang operasi batu ginjal, 23 Agustus 1994.
(KOMPAS/JB SOERATNO)
RIAU ONLINE - Presiden Soeharto hanya pasrah saat dokter Kepresiden memintanya untuk mencukur rambut kemaluannya sebelum ia menjalani tindakan endoskopi.
Saat masuk ruangan tersebut, jenderal bintang lima ini menanyakan ke tim dokter, apa yang harus dilakukan pasien sebelum dilakukannya tindakan endoskopi.
Ketika itu, 23 Agustus 1994, malam, sekitar pukul 22.00 WIB, Pak Harto masuk perawatan di Paviliun Kartika Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
Baca Juga: Soeharto Dua Kali Ingin Mundur Dari TNI AD Sebelum Jadi Presiden 32 Tahun
"Rambut kemaluan Bapak harus dicukur sebelum tindakan. Bapak mau mencukur sediri atau ditolong suster," tanya Ketua Tim Pelaksanaan Tindakan operasi batu ginjal Pak Harto, dr Frits A Kakiailatu, di dalam bukunya, Pak Harto, Pak Nas dan Saya (Catatan Pengalaman Seorang Dokter), 2014. Beliau menjawab sambi tersenyum, "Suster saja...,"
Keesokan harinya, Pak Harto dibawa dari kamar perawatan ke kamar operasi. Orang terkuat nomor 1 di Indonesia kala itu berbaring di meja operasi dengan infus di lengan.
Frits kemudian menyilakan Tim Dokter RSCM melakukan tindakan endoskopi seperti mereka usulkan, lalu ia meninggalkan kamar operasi ke ruang lainnya. Tak lama berselang, seorang suster mendatanginya, dan mengatakan, operasi batu ginjal Pak Harto tidak jadi dilakukan.
Ia kemudian menuju kamar operasi, di depan lichtkast, terpampang foto rontgen Pak Harto dengan satu batu kecil dalam ureter. Rupanya, batu yang lain telah keluar sebelumnya. Kadang, tuturnya, batu dengan sendirinya keluar melalui saluran kemih, dapat terjadi pada siapa saja bagi penderita batu ginjal.
Usai mendapat kabar tersebut, Frits kemudian bertanya ke Dr Djokom ketika itu sudah berada di luar kamar operasi, dengan beberapa orang, termasuk ada Bambang Trihatmodjo. "Kenapa tidak dilakukan yang Anda usulkan kemarin," tanya Frits.
"Nanti infeksi," jawab Dr Djoko. "Antibiotika sudah tersedia," kata Frits kemudian. Djoko tidak menjawab dan menoleh ke Bambang Trihatmodjo, putra ketiga Pak Harto. "Tidak perlu operasi, ya Mas Bambang," tanya Djoko. "Tidak perlu," jawab Bambang.
Klik Juga: Usai Singkirkan Soekarno, Soeharto Campakkan Tiga Jenderal Loyalisnya
Lantas ia bertanya, siapa yang harus melaporkan ini ke Pak Harto yang masih terbaring di meja operasi dan menyatakan operasi tak jadi dilakukan. Padahal sebelumnya, sempat terjadi perdebatan sengit, berujung keluarnya ucapan tak mengenakan dari anak Pak Harto ke dirinya.
Djoko dan Bambang serentak menunjuk ke Frits, sebagai Ketua Tim Tindakan Endoskopi untuk menjelaskan apa sebenarnya terjadi ke pasien, Pak Harto.
"Bapak sudah kami persiapkan untuk tindakan ambil batu ginjal dalam saluran kencing, tapi dalam foto rontgenterakhir, batu ginjal sudah hilang, kecuali di dalam ginjal. Setelah rapat dengan Tim Dokter Ahli lainnya, kami memutuskan untuk tidak perlu mengambil tindakan apapun dan Bapak kembali ke ruangan perawatan," kata Frits menjelaskan sebenarnya.
"Terima kasih. Jadi saya sudah dapat pulang sekarang," tanyanya. "Silakan," jawab Frits.
Lazimnya, secara protokoler, setiap pejabat tertinggi seperti Presiden keluar dari perawatan, harus ada sepatah dua patah kata untuk disampaikan ke masyarakat. Termasuk apa dilakukan Pak Harto, usai diberitahukan sudah bisa pulang.
"Juru kamera televisi meminta Pak Harto tersenyum, lalu ia menunjuk ke arah saya dan berkata, Ayo Frits, cerita yang lucu supaya kita semua bisa tertawa," tantang Pak Harto.
"Ternyata Presiden Soeharto hari ini tak jadi ada tindakan. Meski Bapak sudah siap. Jadi anggap saja hari ini Bapak hanya mengunjungi tukang cukur," kata Frits saat memberikan sambutan.
Lihat Juga: Ketika Soeharto Ditempeleng Bapak Kopassus
Mendengarkan kata-kata tersebut, Pak Harto terpingkal-pingkal, tentu saja karena mantan Pangkostrad ini menangkap lelucon soal "tukang cukur" itu. Pak Harto sedang terpingkal-pingkal diabadikan oleh juru kamera. Sementara itu, sejenak kemudian barulah yang lain turut tertawa.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline