RIAU ONLINE - Seorang dosen perguruan tinggi di Kota Mataram mendeklarasikan agama baru melalui media sosial sejak Jumat, 17 Maret lalu. Sabar Nababan, menyebut agama itu sebagai Agama Angkasa Nauli (AAN).
Salah satu posting-annya, Sabar memposisikan diri sebagai Tuhan dan menamai kitab suci ajaran ANN dengan 'Kebenaran'. Dalam posting-annya tersebut, Sabar memuat daftar jemaat dan pengurus AAN. Di antaranya, RN sebagai pemimpin, JL sebagai penyebar, ST sebagai seksi perlengkapan, DC sebagai seksi keamanan, TM sebagai seksi perencana, dan MA sebagai seksi dana.
Polisi yang mengetahui deklrasi tersebut kemudian bergerak cepat. Aparat Polsek Ampenan meminta konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan di kediamannya di Jalan Sunan Ampel II Bumi Kodya Asri, Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram. Upaya itu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Sesat, Mujim Janjikan Pengikutnya Masuk Surga Hanya Dengan Rp 2 Juta
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan aparat pemerintahan. Karena ini ranah Departemen Agama, kami melakukan koordinasi dengan tingkat kecamatan, baik camat maupun lurah, dan KUA setempat," ucapnya, dilansir dari Okezone, Senin, 20 Mmaret 2017.
Sabar Nababan mengaku telah mendapat bisikan sehingga melakukan hal itu. Kendati demikian, polisi belum melakukan tindakan lebih jauh kepada Sabar.
R Sudjoko menuturkan, pihaknya belum melakukan penahanan, sebab, menurut keterangan istrinya Sabar baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Sementara itu, Polda NTB memastikan akan mengusut ajaran AAN tersebut, karena adanya keresahan yang ditengah masyarakat. "Ya iya lah (kami usut)," kata Dirreskrimum Polda NTB Kombespol Irwan Anwar kepada Radar Lombok.
Klik Juga: Heboh, Pria Ini Mengaku Diangkat Sebagai Nabi Isa
Sejak mendeklarasikan agama baru, warga melalui kepala lingkungan dan ketua RT setempat mencoba menemui Sabar Nababan. Sayangnya, Sabar menolak untuk ditemui.
Warga sekitar mengenal Sabar Nababan sebagai figur tertutup. Sabar Nababan jarang berinteraksi dengan warga, apalagi terlibat di berbagai kegiatan sosial di lingkungan setempat. "Jarang bergaul dengan warga," tutur seorang tetangganya.
Sabar Nababan menyandang gelar master teknik dan sempat menempuh pendidikan S3 di Thailand, namun tak pernah tuntas.