Kini Giliran Jakarta Diselimuti Asap

Padamkan-Api-Gambut.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Jika selama ini warga dan kota-kota di Pulau Sumatera serta Kalimantan harus berkawan dengan asap, kini ibukota negara, Jakarta, mendapat gilirannya. 

 

Sudah tiga hari ini, Jakarta diselimuti asap tipis berasal Pulau Sumatera dan Kalimantan. Asap kiriman ini telah terjadi sejak akhir pekan lalu, Sabtu (24/10/2015) hingga hari ini, Selasa (27/10/2015). Asap dari dibakarnya hutan dan lahan gambut itu menutup Jakarta bagian utara. (Baca Juga: Kabut Asap Belum Masuk Kategori Bencana Nasional

 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho membenarkan hal ini. Menurutnya asap kiriman ini sampai Jakarta karena terjadi pola arah angin yang sangat pengaruhi sebaran asap dari Kalimantan dan Sumatera.

 

"Hari ini langit Jakarta kembali tertutup asap tipis. Dari pantauan satelit Himawari dan analisis BMKG pada pukul 12.30 WIB menunjukkan asap tipis menutup Jakarta, bahkan daerah Banten, Jawa Barat, ‎dan Jateng bagian barat itu sebagian besar berasal dari Kalimantan. Asap tipis ini berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter terbawa angin ke arah Barat daya dan sebagian ada ke selatan," jelas Sutopo, Senin (26/10/2015). (Klik Juga: Satu Lagi Pendukung Jokowi Kecewa dengan Pilihannya



 

Asap menyelimuti Jakarta dan sekitarnya, tutur Sutopo, relatif tipis dan tidak mengganggu. Ia menjelaskan, konsentrasi dan ukuran partikel‎ yang ada sangat kecil sehingga tidak memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan.

 

"Sifatnya yang sesaat tidak akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Jadi tidak berbahaya. Masyarakat tidak perlu resah. Jika dibandingkan, asap kendaraan bermotor dan polusi udara di Jakarta masih jauh lebih berbahaya," tukas Sutopo.

 

Terakhir Sutopo menerangkan ada gerakan arah angin dari arah baratan pada ketinggian sekitar 3.000 meter menunjukkan indikasi pergerakan massa udara dari barat ke timur. Massa udara ini membawa uap air yang lebih basah di wilayah Indonesia. BMKG memprediksikan pada 28-30 Oktober 2015 peluang hujan di Sumatera dan Kalimantan akan mulai banyak. (Lihat Juga: 4 Rekomendasi BI untuk Pemerintah Ditengah Kabut Asap

 

"Hal ini tentu menguntungkan bagi‎ upaya penanggulangan karhutla yang ada di Kalimantan dan Sumatera. Hujan buatan akan diintensifikan pada saat tersedia awan-awan potensial di atmosfer nantinya," pungkas Sutopo.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline